Tapi inilah sebenarnya esensi demokrasi. Ketika sudah dinyatakan memang, ya kita harus mengakui bahwa Pak Jokowi-JK ini memang, meski dukungan suara di Bangkalan dulu sedikit."
Bangkalan (ANTARA News) - Ulama dan santri Bangkalan, Jawa Timur, Selasa malam menggelar doa bersama memohon kepada Allah SWT agar duet pasangan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla yang baru saja dilantik mampu mengemban amanah rakyat hingga lima tahun kedepan.

"Doa untuk Jokowi-JK ini semata-mata kami gelar, agar pemimpin bangsa ini bisa melaksanakan tugas dengan lancar dan sukses hingga akhir masa jabatannya berakhir kelak," kata ulama Bangkalan KH Imam Bukhori Kholi di Bangkalan, Selasa malam.

Doa bersama yang digelar ulama dan santri Bangkalan di pondok pesantren Ibu Kholil, Bangkalan ini merupakan kegiatan lanjutan. Sebelumnya KH Imam Bukhori Kholil bersama para tim sukses pasangan calon presiden Jokowi-JK juga sempat menggelar tasyakuran di kaki Jembatan Suramadu dengan melakukan potong tumpeng.

KH Imam Bukhori yang juga pengasuh pondok pesantren Ibnu Kholil Bangkalan ini lebih lanjut menjelaskan, Jokowi-JK merupakan pasangan Presiden dan Wakil Presiden yang dipilih langsung oleh rakyat, sehingga dengan demikian merupakan presiden pilihan rakyat.

"Tidak ada salahnya jika rakyat kecil seperti kami ikut mendoakan, agar presiden yang kami pilih ini, diberi kemampuan oleh Allah SWT agar bisa memimpin bangsa ini, sesuai dengan amanah yang diberikan rakyat," katanya.

Sebelumnya, ratusan relawan Jokowi-JK di wilayah ini juga sempat merayakan pelantikan presiden baru tersebut dengan cara melarung kepala boneka monyet ke laut di kaki Jembatan Suramadu, yakni di Desa Sukolilo, Kecamatan Labang.

Larung kepala boneka monyet ini dimaksudkan sebagai simbol simbol agar birokrasi dalam pemerintahan Jokowi-JK bisa bergerak cepat tanpa berbelit-belit.

Masyarakat di sekitar Jembatan Surabaya, termasuk sebagian masyarakat Bangkalan menganggap, monyet adalah jenis binatang nakal, sehingga simbol larung kepala boneka monyet dimaksudkan bahwa semua sikap nakal, dan malas bekerja, apalagi melakukan perbuatan melawan hukum, akan terbawa arus deras air laut.

Pada pemilu Presiden 9 Juli 2014, perolehan suara Jokowi-JK di Bangkalan tidak terlalu terlalu signifikan, dan kalah telak dengan pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Kala itu, pasangan capres/cawapres Prabowo-Hatta mampu mengungguli pasangan Jokowi-JK hingga 81,20 persen atau 644.608 suara dari total 793.866 suara sah. Sedangkan capres/cawapres Jokowi-JK hanya memperoleh 18,8 persen atau 149.258 suara.

Perolehan suara Jokowi-JK kalah telak di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Bangkalan dibandingkan hasil perolehan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, meski Kabupaten Bangkalan termasuk basis partai pendukung Jokowi-JK, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Tapi inilah sebenarnya esensi demokrasi. Ketika sudah dinyatakan memang, ya kita harus mengakui bahwa Pak Jokowi-JK ini memang, meski dukungan suara di Bangkalan dulu sedikit," kata KH Imam Bukhori Kholil. (*)

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014