Jakarta (ANTARA News) - Praktisi industri kreatif Jepang mengungkap rahasia di balik suksesnya proyek perayaan 20 tahun Sailor Moon yang diwujudkan dalam produksi animasi baru, pementasan musikal dan penjualan merchandise yang masih diminati meski dua dekade telah berlalu.

"Kami menyasar penggemar yang mengenal Sailor Moon sejak kecil dan sekarang sudah beranjak dewasa. Mereka adalah orang yang mendukung keberhasilan proyek ini," kata Chief Editor Majalah Komik penerbit Kodansha Fumio Osano di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia, Jumat malam.

Target utama dari proyek ini merupakan kaum perempuan usia 20-30 tahun yang tumbuh besar dengan membaca komik atau menonton animasi Sailor Moon yang mulai menjadi fenomenal di Jepang pada 1992, ujar Osano.

Oleh karena itu, pihaknya berkolaborasi dengan elemen-elemen yang dekat dengan dunia perempuan, misalnya majalah mode dan brand fashion. Dia menyebut Sailor Moon bekerjasama dengan majalah fashion Vivi dengan menampilkan edisi khusus fashion a la Usagi Tsukino, tokoh utama komik buatan Naoko Takeuchi itu.

"Penjualan majalah edisi tersebut meningkat pesat," tukas Senior Manager Departemen Lisensi Kodansha Junichiro Tsuchiya.

Junichiro menambahkan Sailor Moon juga bekerjasama dengan brand fashion dan toko serba ada Isetan dengan menghadirkan koleksi pakaian dan aksesoris wanita bertema karakter pahlawan yang berasal dari bulan itu.

Selain itu, Sailor Moon kembali dibangkitkan lewat penayangan anime baru bertajuk Sailor Moon Crystal yang ditayangkan melalui video streaming internet sehingga bisa ditonton oleh penggemar di luar Jepang.

Produser Toei Animation Yu Kamiki mengungkapkan anime ini menyajikan gambar yang lebih modern serta alur cerita yang lebih mirip dengan komiknya. Dia menjelaskan kendala kejar tayang yang terjadi pada dua dekade lalu membuat pihak studio harus membuat banyak cerita orisinil yang tidak ada dalam komiknya.

"Kami harus membuat empat episode tiap bulan, sementara alur cerita dalam membuat komik lebih lambat, misalnya hanya satu edisi per bulan. Kali ini kami ingin membuat animasi yang persis seperti karya Naoko Takeuchi mengingat komiknya kini sudah tamat," jelas Kamiki.


Fenomena

Sejak kemunculannya pada 1992, Sailor Moon sudah menjadi fenomena di Negeri Sakura. Menurut Osano, Oplah majalah komik yang memuat kisah Sailor Moon secara bersambung pun meningkat pesat.

"Oplahnya dari 700.000 eksemplar meningkat jadi dua juta eksemplar," ujar Osano.

Selain komik, Sailor Moon saat itu juga hadir dalam bentuk animasi dan juga beragam pernak-pernik yang total penjualannya mencapai 500 miliar yen.

"Anime dan komiknya juga hadir di lebih dari 50 negara, termasuk kawasan Eropa, Amerika Serikat dan Asia termasuk Indonesia," tukas Osano, menambahkan bahwa komiknya telah terjual sebanyak 40 juta eksemplar.

Osano mengatakan Sailor Moon juga ditampilkan dalam bentuk pentas musikal yang berlangsung hingga 2006 dengan total pementasan sebanyak 850 kali. Sementara itu, pentas musikal baru yang telah 16 kali digelar sejak pengumuman proyek 20 tahun perayaan Sailor Moon telah ditonton oleh sekitar 10.000 penonton.

Tahun depan, untuk pertama kalinya pentas musikal Sailor Moon akan hadir di luar Jepang, tepatnya di Shanghai.

"Jika ada permintaan dari Indonesia, maka kami akan menampilan musikal di sini," ujar dia.

Osano mengemukakan proyek membangkitkan kembali karakter Sailor Moon akan dilanjutkan hingga tujuh tahun mendatang.

"Karena kami ingin agar karakter ini menjadi abadi," katanya.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014