Paris (ANTARA News) - Majelis tinggi parlemen Prancis pada Kamis mendesak pemerintah mengakui Palestina sebagai negara, menyusul suara sama dan sarat lambang di majelis rendah.

Suara Senat itu, yang menyerukan pengakuan Prancis atas Palestina dan segera memulai lagi pembicaraan perdamaian Palestina dengan Israel, lolos dengan selisih suara sedikit, dengan 153 suara mendukung dan 146 menentang.

Suara itu muncul saat negara Eropa mencari cara lain untuk memulai lagi upaya terhenti bagi perdamaian Timur Tengah dan mengikuti gerakan tak tertandingi di parlemen Irlandia untuk mengakui Palestina, majelis keempat di Eropa melakukan hal tersebut.

Anggota parlemen di Inggris dan Spanyol telah melakukan yang sama dan Swedia bahkan lebih jauh, secara resmi mengakui Palestina sebagai negara, yang mendorong Israel memanggil duta besarnya.

Pada awal bulan ini, anggota parlemen Prancis memberi suara 339 berbanding dengan 151 untuk mendukung pernyataan mendesak pemerintah mengakui negara Palestina sebagai cara mencapai penyelesaian akhir kemelut itu.

Pemungutan suara itu ditanggapi cepat dan marah oleh Israel, yang menyatakan itu mengirim "pesan salah" ke wilayah tersebut dan menggagalkan upaya menuju perdamaian.

Kedua suara itu tidak mengikat kebijakan pemerintah Prancis terhadap Palestina dan Timur Tengah.

Namun, Menteri Luar Negeri Laurent Fabius menyatakan Paris akan mengakui Palestina jika upaya diplomatik gagal lagi dan mendesak penyelesaian kemelut Timur Tengah dalam dua tahun.

Pemungutan suara itu dilakukan di tengah lonjakan baru ketegangan di kawasan tersebut, saat ribuan warga Palestina melayat pejabat tinggi, yang tewas akibat diserang pasukan Israel.

Pemimpin Palestina menyalahkan Israel atas pembunuhan Ziad Abu Ein (55) itu, saat ketegangan mengancam mendidih ke pusaran baru kekerasan di wilayah dudukan.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon pada Rabu menyeru Pemerintah Israel menyelidiki cepat dan terbuka kematian Menteri Palestina Ziad Abu Ein.

Ziad meninggal pada Rabu sesudah diserang tentara Israel dalam rapat umum di kota Ramallah, Tepi Barat, sehingga memicu kemarahan dan pengutukan oleh rakyat Palestina.

Pemimpin badan dunia itu sangat sedih oleh kematian Abu Ein tersebut, kata pernyataan keluaran juru bicara Ban, demikian AFP.

(B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014