Gelombang di Samudra Hindia selatan Jateng dan DIY berpeluang mencapai 4 meter. Gelombang tinggi ini diprakirakan akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan
Cilacap (ANTARA News) - Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap mengimbau nelayan dan wisatawan untuk mewaspadai gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam beberapa hari ke depan.

"Pada hari Jumat (9/1), tinggi gelombang maksimum 3 meter berpeluang terjadi di pantai selatan Jateng dan DIY," kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Kamis.

"Gelombang di Samudra Hindia selatan Jateng dan DIY berpeluang mencapai 4 meter. Gelombang tinggi ini diprakirakan akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan," katanya.

Menurut dia, gelombang tinggi tersebut terjadi akibat pengaruh dua daerah pusat tekanan rendah (low pressure), yakni di daratan Australia bagian barat yang saat ini mencapai 994 milibar dan Samudra Hindia barat daya Sumatra yang mencapai 1.008 milibar, serta pumpunan angin yang memanjang dari Samudra Hindia barat Sumatra menuju daerah pusat tekanan rendah di Australia.

Ia mengatakan bahwa dua daerah pusat tekanan rendah dan pumpunan angin tersebut saling tarik sehingga berdampak pada kondisi cuaca di wilayah Jawa khususnya Jateng bagian selatan.

Dalam hal ini, kata dia, curah hujan di wilayah Jateng bagian selatan menjadi berkurang dan terjadi angin kencang terutama di wilayah perairan yang berkisar 5-18 knots di pantai dan 15-25 knots di Samudra Hindia selatan Jateng-DIY.

"Kalaupun ada hujan, curahnya sangat kecil. Sementara angin yang kencang mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di perairan selatan Jateng-DIY," katanya.

Ia mengimbau nelayan tradisional untuk berhati-hati dan tetap waspada saat melaut karena gelombang setinggi 3-4 meter berbahaya bagi perahu berukuran kecil.

Wisatawan yang berkunjung ke pantai diimbau untuk tidak berenang terutama di pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas karena gelombang tinggi dapat terjadi sewaktu-waktu.

"Kami akan terus memantau perkembangan gelombang. Jika kondisinya memburuk, kami akan segera mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi," katanya.

Sementara itu, nelayan di sekitar Pantai Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, hingga Pantai Pasir, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, justru panen lobster di saat terjadi gelombang tinggi yang berlangsung sejak beberapa hari terakhir.

Salah seorang nelayan, Mujimin mengaku bisa memperoleh 4-5 kilogram lobster setiap kali melaut.

"Namun saya tidak berani melaut hingga jauh karena di tengah, gelombangnya cukup tinggi," katanya.

Menurut dia, harga lobster merah saat ini berkisar Rp250 ribu-Rp350 ribu per kilogram, lobster hijau Rp250 ribu-Rp450 ribu per kilogram, dan lobster mutiara Rp600 ribu-Rp1 juta per kilogram.

Selain lobster, kata dia, nelayan juga panen rajungan yang harganya berkisar Rp45 ribu-Rp46 ribu per kilogram dan ubur-ubur yang harganya Rp1.300-Rp1.500 per kilogram.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015