Surabaya (ANTARA News) - Empat jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501, berhasil teridentifikasi memasuki hari ke-35 proses identifikasi yang dilakukan Tim "Disaster Victim Identification" (DVI) Polda Jatim, Sabtu.

Ketua Tim DVI Polda Jatim, Kombespol Budiyono mengatakan, dengan teridentifikasinya empat jenazah pada hari ke-35, total Tim DVI berhasil mengidentifikasi sebanyak 64 jenazah kecelakaan AirAsia.

Ia mengatakan, empat jenazah yang teridentifikasi masing-masing adalah jenazah berlabel B058 atas nama Nanang Priyo Widodo (44) asal Malang, kemudian jenazah label B059 atas Donna Indah Nurwatie (39) yang juga warga Malang.

Selanjutnya, jenazah berlabel B060 atas nama Andrian Fernando (13) warga Petemon 4/8 Surabaya, serta jenazah label B061 atas nama Viona Florensa Abraham (19) asal Desa Tomra, Kecamantan Pulau Leti, Kabupaten Maluku Barat Daya.

"Metode identifikasi keempat jenazah ini mengandalkan pemeriksaan DNA kerabat dekat korban, baik orang tua maupun anak kandung korban, karena kondisi jenazah sudah tidak bagus alias rusak," katanya.

Ia mengatakan, dalam pemeriksaan sekunder untuk jenazah berlabel B058 dapat dikenali dari cincin kawin bertuliskan nama Tyas, yang juga istrinya, ditambah identitas yang masih tersimpan, seperti KTP, SIM dan STNK.

Sedangkan jenazah B059, dikenali melalui DNA pembanding ibu kandung yang mempunyai kesamaan pada giginya yang cocok dengan data "ante mortem".

Dikatakannya, untuk jenazah Andrian Fernando dapat dikenali dari DNA pembanding ibu kandung yang diperkuat data analisa CCTV bandara, dan diketahui korban mengenakan kaos merah bertuliskan "Ben 10 Aliens Force".

Sedangkan jenazah Viona Florensa Abraham dikenali melalui DNA ayah kandung yang beberapa hari lalu diantar sendiri oleh Kapolda NTT, Brigjen Pol Endang Sunjaya ke Polda Jawa Timur.

Dengan teridentifikasinya empat jenazah, sisa jenazah yang awalnya hanya 10 jenazah kini bertambah dua menjadi 14 jenazah. Sebab, sebelumnya RS Bhayangkara telah menerima lagi dua jenazah yang ditemukan nelayan di Perairan Majene, Sulawesi Barat.

(A067)



Pewarta: Abdul Malik Ibrahim
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015