Kami juga ingin agar kaum muda mengetahui sejarah kita"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengakui keberadaan batik sebagai perekat hubungan antara Indonesia dan Afrika Selatan.

"Batik adalah pakaian spesial dan itu meningkatkan hubungan antara dua negara," kata Ramaphosa usai pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam rangkaian Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika di Jakarta Convention Center, Kamis.

Di Afrika Selatan, batik yang biasa disebut Kemeja Madiba adalah pakaian yang kerap dikenakan oleh mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.

Ramaphosa mengatakan kedua negara memiliki kedekatan dari segi sejarah, seperti sama-sama pernah menderita akibat penjajahan asing.

Kedekatan Indonesia dan Afrika Selatan juga terbantu oleh Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani, pendakwah Islam asal Sulawesi Selatan yang disebut "Salah Seorang Putra Afrika Terbaik" oleh mantan Presiden Nelson Mandela.

Eratnya hubungan kedua negara diharap dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia dan Afrika Selatan.

"Kami juga ingin agar kaum muda mengetahui sejarah kita," kata Ramaphosa.

Ramaphosa juga berharap kedua negara dapat memperkuat kerja sama di bidang ekonomi, seperti sektor pertambangan.

"Indonesia memiliki banyak batu bara, sama seperti Afrika Selatan. Kami akan mengembangkan pembangkit listrik. Kami sangat menyambut baik bila perusahaan Afrika Selatan dapat berpartisipasi di sini, untuk pertambangan atau sektor lain," tutur Ramaphosa.

Ramaphosa juga mengutarakan permintaan maaf atas batalnya kedatangan Presiden Jacob Gedleyihlekisa Zuma ke Perayaan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika.

"Presiden seharusnya datang ke sini, tetapi harus mengurusi masalah di Afrika Selatan," ujar Ramaphosa.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015