Toronto (ANTARA News) - Masyarakat Indonesia di Toronto, Kanada, mendesak pemerintah dan DPR segera membahas pemberlakuan undang-undang Dwikewarganegaraan untuk memudahkan mereka dan juga WNI lainnya nyaman bekerja dan beraktifitas untuk keluarga dan mengharumkan nama bangsa.

Sedikitnya tujuh perwakilan masyarakat Indonesia di Toronto di acara silaturahmi dengan Dubes Indonesia Berkuasa Penuh Teuku Faizasyah di Konsulat Jenderal, Selasa malam, menyatakan pemberlakuan dwikewarganegaraan itu bukan berarti mereka tidak cinta Indonesia.

Hadir dalam acara yang difasilitasi Konjen Julang Pujianto tersebut Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kememendag Nus Nuzulia Ishak, Direktur Promosi dan Branding Kemendag Pradnyawati, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minumaan Seluruh Indonesia Adhi S Lukman, 28 pengusaha peserta pameran makanan Sial Kanada 2015 dan undangan lainnya.

Diaspora Indonesia menyatakan cinta Indonesia. Hati dan keluarga mereka masih di Indonesia.

"Dari Toronto pun kami bisa membantu sumbang pemikiran juga jaringan untuk Indonesia," kata satu perwakilan dari perkumpulan masyarakat Batak.

Mereka juga berminat untuk membantu neraca berdagangan Indonesia dan Kanada yang saat ini masih defisit.

Di Toronto terdapat 3.000 orang Indonesia di antara tiga juta penduduk kota. Pihak lain memperkirakan sekitar 5000 orang Indonesia, termasuk yang bermukim di sekitar Toronto.

Perkumpulan masyarakat Indonesia di Toronto yang hadir di acara silaturahmi, hampir semua berdasarkan latar agama dan hanya satu yang berdasarkan etnis, yakni perkumpulan masyarakat Batak.

Semuanya menyatakan sangat ingin membantu tugas-tugas yang diemban Faizasyah selama di Kanada dan mengapresiasi acara silaturahmi pertama dengan masyarakat Toronto tersebut dan berharap bisa berlanjut kemudian hari.

Mantan juru bicara presiden era Susilo Bambang Yudhoyono itu menghargai sambutan dari masyarakat Indonesia di Toronto dan siap membuka pintu dialog kapan saja untuk kebaikan Indonesia.

Indikasi siap dialog terlihat ketika Faizasyah mendatangi meja-meja diaspora, menyapa dan berdialog, termasuk dengan mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Toronto.

"Saya akan menyalurkan asiprasi mereka ke pemerintah pusat. Permasalahan dwikewarganegaraan sudah lama jadi isu nasional dan saya dengar sudah pada tahap rancang undang-undang di tanah air," kata Faizasyah yang hadir bersama isteri.

Perdagangan Indonesia Kanada sepanjang 2014 mencapai 2,6 miliar dolar AS atau naik 6,82 persen. Nilai ekspor Indonesia ke Kanada mencapai 775 juta dolar AS, sementara nilai impornya tumbuh menjadi 1,8 miliar dolar AS.

Untuk makan dan minuman, ekspor Indonesia ke Kanada senilai 18,35 juta dolar AS pada 2014 atau naik 12,46 persen dalam lima tahun terakhir. Produk yang dieskpor antara lain, hasil laut, pasta, nenas, kacang-kacangan, makanan olahan, kopi, gula, gula kelapa, cokelat dan biskuit.

Pewarta: Erafzon SAS
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015