Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mencanangkan pembangunan lima pusat industri berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), yakni di Jawa-Bali, Sumatra dan Sulawesi.

"Pembangunan pusat-pusat tersebut disarankan dapat menggunakan green technology atau low carbon technology," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin pada Indonesia Green Infratructure Summit melalui siaran pers di Jakarta, Selasa.

Dipacunya industri strategis ini, lanjut Menperin, lantaran Indonesia berkelit dari tingkat impor yang masih jauh lebih tinggi dibanding ekspor, oleh karena itu Kemenperin mendorong TIK, Perangkat Lunak dan Konten Multimedia.

"Salah satunya dengan mewajibkan importir untuk mendirikan industrinya di dalam negeri dengan jangka waktu paling lama tiga tahun," tegas Menperin.

Pada fase berikutnya, yakni 2016-2020, sasarannya ialah industri manufaktur dan komponen perangkat TIK dalam negeri mampu memenuhi pasar domestik dan menjadi basis produksi untuk pasar regional dan berkembangnya peran industri konten dan aplikasi di dalam negeri dan regional.

Selanjutnya mulai 2021 sampai 2025, produk animasi, konten dan aplikasi dipacu agar berdaya saing tinggi di pasar global dan industri manufaktur dan komponen perangkat TIK nasional telah mampu bersaing di pasar ekspor.

Hingga saat ini, sudah ada tujuh pelaku usaha yang telah mendirikan industrinya di dalam negeri dan tiga pelaku usaha juga sedang mempersiapkan pendirian industrinya.

Pengembangan ini diharapkan dapat mendukung tumbuh kembangnya industri TIK nasional.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015