Damaskus (ANTARA News) - Pertempuran sengit berkecamuk antara pasukan Pemerintah Suriah dan sejumlah kelompok gerilyawan yang berusaha menyeru daerah yang dikuasai pemerintah di Kota Aleppo, bagian utara negeri tersebut, kata satu kelompok pemantau pada Sabtu (4/7).

Pertempuran sengit berkecamuk di kompleks Penelitian Ilmiah, yang dipandang sebagai garis pertahanan pertama daerah yang dikuasai pemerintah di bagian barat Kota Aleppo, kata Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia.

Kelompok pengawas yang berpusat di Inggris itu mengatakan beberapa kelompok gerilyawan, termasuk Front An-Nusra --yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda, memulai serangan pada Jumat (3/7). Mereka berusaha maju ke kompleks tersebut sebelum tentara Suriah melancarkan serangan balasan untuk merebut kembali instalasi itu.

Bentrokan juga meletus di wilayah Jamiye Az-Zahra, yang berdekatan dan juga dipandang sebagai jalur pertahanan utama menuju daerah lain di Aleppo Barat.

Pasukan Suriah pada Sabtu memasuki bagian timur Pusat Penelitian Ilmiah sebagai bagian dari serangan balasan mereka, demikian laporan Xinhua. Namun pemboman sengit oleh gerilyawan memaksa pasukan Suriah untuk mundur, kata Rami Abdul-Rahman, pemimpin Observatorium tersebut.

Ia menambahkan kalau pasukan pemerintah tak bisa merebut instalasi tersebut, mereka harus memindahkan garis pertahanan mereka dari pinggiran Aleppo Barat ke dalam kota itu.

Pada Kamis, sebanyak 13 kelompok gerilyawan, terutama Front An-Nusra dan kelompok lain, mengumumkan pembentukan ruang operasi gabungan untuk memandu serangan berskala besar terhadap daerah yang dikuasai pemerintah di Aleppo Barat dan pinggirannya.

Aleppo, kota terbesar di Suriah yang pernah menjadi pusat ekonomi, telah terpecah antara daerah yang dikuasai gerilyawan di bagian timur dan yang dikuasai tentara pemerintah di bagian baratnya.

Gerilyawan telah berulangkali berusaha menyerbu daerah pemerintah dengan harapan bisa merebut kekuasaan atas seluru kota Aleppo, tapi tak berhasil.
(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015