Makassar (ANTARA News) - Sejumlah Lembaga Internal Kemahasiswaan yang tergabung dalam Cipayung Plus menyerukan untuk menjaga dan memeilihara perdamaian di Indonesia pasca terjadinya kasus pembakaran masjid dan toko di Tolikara, Papua yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab.

"Tindakan pembakaran masjid dan toko di Tolikara jelas tindakan tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan oleh siapapun. Persatuan Nasional sebagai dasar kebangsaan kita dalam menjaga harmonis dan tolerasi jelas terusik," kata Ketua PB HMI Arief Rosyid Hasan dalam keterangan persnya di terima di Makassar, Sabtu.

Surat peryataan Cipayung Plus tersebut ditandatangi M Arief Rosyid Hasan selaku Ketua Umum PB HMI, Lidya Natalia Sartono Ketua Presidium Pusat PMKRI, Twedy Noviady Ginting Ketua Presidium GMNI, Ayub Manuel Pongrekun Ketua Umum GMKI.

Selanjutnya Aminuddin Ma'ruf Ketua Umum PB PMII, Beni Pramula Ketua Umum DPP IMM, Andriyans Ketua Umum KAMMI, Eka Saputra Presidium KMHDI, dan Suparjo Ketua Umum HIKMAHBUDHI.

Dalam surat tersebut bertuliskan Segenap warga bangsa harus sepakat untuk mengatakan bahwa tindakan demikian adalah tindakan yang tidak Pancasilais dan tidak menghargai serta menghormati perbedaan.

Menyikapi tindakan tersebut kelompok Cipayung Plus menyatakan sikap sebagai langkah bersama dalam usaha untuk terus menjaga dan memelihara harmonisasi dan toleransi yang selama ini telah terjaga.

Solidaritas kebangsaan adalah salah satu mimpi kami sebagaimana termanifestasi dalam kesepakatan kelompok Cipayung, yaitu "Menuju Indonesia yang dicita-citakan".


Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015