Hong Kong (ANTARA News) - Indonesia untuk kedua kalinya mengikuti kompetisi Asian Ballet Gran Prix yang tahun ini berlangsung 10-14 Agustus di Hong Kong.

"Tahun ini penyelenggaraan sekaligus memperingati lima tahun kompetisi tersebut digelar, dan ini kedua kalinya kami ikut serta," kata salah seorang guru balet yang mendampingi tim, Truli Rizki Ananda, kepada Antara di Hong Kong, Senin.

Ia mengatakan tahun 2014 anak didiknya berhasil mencapai semifinal untuk kategori junior dalam kompetisi itu.

"Diharapkan tahun ini kami bisa meraih prestasi lebih baik. Yang penting bagi saya bukan kalah atau menang, tetapi bagaimana dengan mengikuti kompetisi ini anak-anak didik kami bisa lebih semangat, wawasan bertambah dan otomatis skill (ketrampilan) pun meningkat," kata Truli.

Pada kompetisi balet Asia Gran Prix 2015, akademi tari Namarina menyertakan tujuh pebalet junior (anak-anak) dan senior (dewasa).

Para peserta kompetisi akan dinilai berdasar kemampuannya menguasai teknik balet, bagaimana peserta dapat menari sesuai dengan iringan musik, serta kemampuan mereka menghayati karakter yang dibawakan.

"Para peserta akan membawakan salah satu repertoar balet, semisal Swan Lake. Nah saat membawakan repetoar balet tersebut, akan dinilai teknik menarinya, musikalitasnya, dan penghayatan terhadap karakter Odette, tokoh dalam Swan Lake," kata Truli menjelaskan.

Tentang para pesaing dalam kompetisi tersebut, ia mengatakan,"Semua adalah saingan berat. Pemenang tahun kemarin dari Jepang. Tetapi sekali lagi fokus kami adalah bagaimana meningkatkan wawasan, pengetahuan tentang balet termasuk tekniknya, melalui kompetisi ini".

Ia menambahkan, karena di Indonesia balet belum berkembang pesat, Namarina ingin mengembangkan kemampuan balet peserta didik lewat kompetisi di luar negeri.

Pewarta: Rini Utami
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015