Kolombo (ANTARA News) - Sri Lanka pada Minggu, mengumumkan pembebasan 16 nelayan India bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe ke New Delhi yang, perjalanan ke luar negeri pertamanya sejak menang pemilihan umum bulan lalu.

Nelayan dari negara bagian India selatan, Tamil Nadu itu ditangkap karena perburuan gelap di perairan Sri lanka. Mereka dibebaskan sebagai bentuk "niat baik" menjelang kunjungan perdana menteri yang dimulai pada Senin, kata kantor perdana menteri dalam pernyataan.

Wickremesinghe dan sekutunya, Presiden Maithripala Sirisena, berusaha mendinginkan hubungan dengan Tiongkok dan memperkuat hubungan dengan India.

Dalam pemilihan presiden pada Januari, Sirisena berhasil "menyingkirkan" Mahinda Rajapakse yang sangat bergantung pada pesaing India di kawasan Asia, yaitu Tiongkok, untuk dukungan ekonomi dan politik.

Sirisena yang segera menunjuk Wickremesinghe sebagai perdana menteri telah berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Barat dan India yang telah memburuk selama pemerintahan Rajapakse.

"Kedua belah pihak akan fokus pada penguatan hubungan Indo-Sri Lanka, perdamaian regional, dan rekonsiliasi selama kunjungan dua hari tersebut," kata kantor Wickremesinghe.

Wickremesinghe akan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Narendra Modi dan para pemimpin India lainnya selama kunjungan tersebut.

Nelayan dari kedua negara sering menyasar satu sama lain ke perairan yang kaya dengan ikan tersebut, menciptakan masalah pelik bagi Kolombo dan New Delhi.

Namun, kedua negara sering melepaskan nelayan yang ditangkap itu menjelang kunjungan resmi dalam kerja sama diplomatik tersebut.

Pada Maret lalu, Modi mengunjungi Sri Lanka, yang merupakan kunjungan pertama seorang perdana menteri India dalam 28 tahun terakhir, menggarisbawahi keinginan untuk memulai hubungan kembali dengan pemerintahan baru Kolombo.

Selama 10 tahun kekuasaannya, Rajapakse telah menyebabkan kegelisahan New Delhi karena mempunyai hubungan yang dekat dengan Beijing.

Tahun lalu, India sangat marah ketika Rajapakse memperbolehkan dua kapal selam Tiongkok berlabuh di Kolombo.

Beijing juga telah memihak Sri Lanka di panggung internasional ketika Rajapakse dikritik oleh Barat atas catatan pelanggaran hak asasi manusia dan tuduhan bahwa 40 ribu warga sipil Tamil tewas pada akhir perang saudara di negara itu pada 2009, demikian seperti dikutip dari AFP.

(Uu.B020)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015