"Mukuna ini termasuk tanaman hutan yang tumbuh merambat. Namun, komoditas ini bisa menjadi alternatif pengganti kedelai untuk pembuatan tempe jika bijinya sudah tua,"
Samarinda (ANTARA News) - Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Provinsi Kalimantan Timur mengembangkan tanaman "mukuna" (mucuna pruriens) yang bisa menjadi alternatif pengganti kacang kedelai untuk bahan pembuatan tempe.

"Mukuna ini termasuk tanaman hutan yang tumbuh merambat. Namun, komoditas ini bisa menjadi alternatif pengganti kedelai untuk pembuatan tempe jika bijinya sudah tua," kata Kepala BKPP Kaltim H Fuad Asaddin di Samarinda, Jumat.

Ia menjelaskan tanaman mukuna saat ini mulai dikembangkan Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Suluh Manuntung Lempake, Samarinda, para areal seluas 80 meter persegi dari luasan areal demplot 1,2 hektare.

Menurut Fuad, tanaman mukuna banyak tersebar di hutan Kalimantan Timur, terutama di wilayah Kabupaten Berau. Keunggulan tanaman ini tidak memerlukan pemeliharaan dan penanganan yang intensif seperti halnya kedelai.

"Tujuan utama pengembangan tanaman mukuna ini sebagai bagian penganekaragaman pola konsumsi masyarakat guna percepatan diversifikasi pangan," katanya menambahkan.

Selain untuk pembuatan tempe, mukuna juga bisa sebagai bahan pangan olahan lainnya, karena kandungan untuk konsumsi pangan masyarakat itu harus memenuhi mineral, protein, karbohidrat, lemak, dan gizi.

"Meskipun jenis tanaman hutan dan tumbuh liar, mukuna ternyata dapat dibudidayakan. Tumbuhan ini juga mengandung karbohidrat, protein, lemak serta mineral," jelas Fuad Asaddin.

Koordinator BP3K Suluh Manuntung Lempake Samarinda, Hartati, mengakui pengembangan atau budidaya tanaman mukuna sudah dilakukan sejak empat bulan lalu dan sudah mulai menunjukkan hasil yang bagus.

"Tanaman ini tidak memerlukan pola pemeliharaan yang intensif seperti tanaman pertanian lainnya. Sementara ini kita usahakan budidaya mukuna untuk bibit dan paling lama tujuh bulan sudah dapat dipanen," jelasnya. 

Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015