Jakarta (ANTARA News) - Badan Legislasi (Baleg) DPR RI bersama Dir Objek Vital Mabes Polri Kombes Pol Agus Mulyono serta Kepala Biro Umum Setjen DPR RI, Mardian Umar serta perwakilan dari MPR RI meninjau tempat/area strategis di seputar komplek MPR/DPR/DPD RI.

Menurut Ketua Baleg DPR RI, Sareh Wiyono, peninjauan tersebut dalam rangka penyatuan pengamanan antara Gedung DPR RI, MPR RI dan DPD RI.

“Selama ini kami melihat sistem keamanan di lingkungan ini masih kurang baik. Oleh karena itulah, kami bekerja sama dengan pihak kepolisian agar bagaimana sistem keamanan di Gedung Parlemen ini benar-benar terkoordinir dengan baik,” kata Sareh saat meninjau beberapa tempat strategis di komplek parlemen, Jakarta, Rabu.

Peninjauan ini juga ada kaitannya dengan pembahasan draft Peraturan DPR RI tentang Sistem Pengamanan Terpadu di Gedung Parlemen.

“Kita ingin bagaimana sistem pengamanan di Gedung Parlemen ini tertata dengan baik. Dengan demikian kita harus bekerja sama dengan pihak kepolisian. Tidak mungkin kita akan berdiri sendiri,” kata politisi Partai Gerindra itu.

Wakil Ketua Badan Legislatif (Baleg) DPR RI Firman Soebagyo mengatakan saat ini akses pintu masuk ke komplek DPR RI sebanyak 15 pintu sehingga membuat Komplek DPR RI dinilai tidak aman.

"Luas komplek parlemen ini adalah 38 hektare dan pintu masuk 15 akses dan tidak bisa dideteksi. Ini menyebabkan situasi di DPR RI tidak bisa diawasi," kata Firman.

Firman mengatakan kondisi demikian tentu akan memudahkan orang memanfaatkan kelemahan pengamanan dan pengawasan untuk melakukan tindakan yang bisa merugikan orang lain.

Dia mengatakan, pihak-pihak yang berniat jahat menggunakan pertemanan sehingga dengan bebas keluar masuk komplek parlemen.

"Kalau bicara keamanan, kita tidak kenal toleransi dengan pertemanan sehingga bisa masuk dengan seenaknya ke komplek parlemen hingga ke ruang anggota. Karena sabotase dilakukan melalui pertemanan itu, jangan sampai karena pertemanan tadi, orang lain menjadi korban atau dirugikan," kata Firman.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015