Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli bertemu dengan Menteri Pembangunan Perekonomian Italia Federica Guidi guna membahas rencana pengembangan hubungan bilateral kedua negara khususnya di sektor maritim.

Pertemuan yang digelar di Kantor Kemenko Kemaritiman Jakarta, Senin, itu merupakan bagian dari kunjungan Presiden Italia Sergio Mattarella ke Indonesia 8-10 November 2015.

"Indonesia punya sejarah hubungan yang panjang dengan Italia. Puluhan tahun. Banyak barang Italia dibeli orang Indonesia, yaitu mesin, makanan, fesyen, dan saya rasa masih ada ruang untuk meningkatkan kerja sama bisnis," katanya.

Mantan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu menuturkan, ruang kosong untuk kerja sama itu potensial untuk diisi sektor maritim dan perikanan.

Pasalnya, sebagai negara yang berjuang untuk menjadi poros maritim dunia, Indonesia masih mengalami masalah penangkapan ikan liar (illegal fishing).

"Kami butuh bantuan surveillance (pengawasan). Italia punya banyak pengalaman dan teknologi di sektor tersebut," katanya.

Ia juga mengatakan Indonesia tengah mendorong industri pengolahan ikan di luar Jawa sehingga bisa memberikan nilai tambah serta mendorong pemerataan perekonomian.

"Dan saya tahu, pengolahan ikan di Italia yang terbaik di Indonesia," ujarnya.

Rizal menambahkan, sejalan dengan pembangunan infrastruktur yang tengah dilakukan, pemerintah Indonesia mendorong peningkatan kerja sama dengan mitra Italia.

"Namun kami dorong ke wilayah Indonesia Timur untuk pemerataan. Kita juga akan bangun kapal banyak sekali tahun depan, lebih dari 500 unit. Akan diajak kerja sama dengan galangan kapal nasional, biar bisa kompetitif," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pembangunan Ekonomi Italia Federica Guidi mengatakan pihaknya memiliki teknologi, keahlian dan pengalaman di sektor-sektor yang jadi tumpuan utama pemerintah saat ini.

"Saya ingin memastikan, sektor-sektor ini tersebut juga sangat krusial bagi Italia," katanya.


Gandakan Nilai Perdagangan

Menteri Federica mengatakan kedatangannya memdampingi Presiden Mattarella diharapkan bisa mendorong hubungan perdagangan bilateral kedua negara ke tingkat yang lebih tinggi.

"Saya rasa, total perdagangan kedua negara yang saat ini mencapai 3 miliar dolar AS, tentu tidak buruk, tapi tidak cukup dan bahkan di bawah nilai seharusnya jika dibanding potensi kerja sama yang ada," katanya.

Terlebih, lanjut Frederica, pihaknya akan kembali datang bersama dengan lebih banyak delegasi bisnis 2016 mendatang.

Sementara itu, Rizal Ramli berharap peningkatan hubungan kerja sama kedua bisa menggadakan nilai perdagangan kedua negara dari jumlah sebelumnya.

"Kami minta sama menterinya, kalau bisa dalam lima tahun ini kita bisa double (ganda), sekitar 6 miliar dolar AS," katanya menambahkan kerja sama kedua negara akan lebih didominasi hubungan bisnis ke bisnis (bussinees to bussiness/B to B).

Kunjungan Presiden Italia Sergio Mattarella ke Indonesia diklaim sebagai kunjungan bersejarah karena itu pertama kalinya seorang Presiden Italia berkunjung ke Indonesia sejak kedua negara membuka hubungan bilateral pada 1949.

Tujuan utama kunjungan Presiden Mattarella itu adalah untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Italia.

Untuk itu, Presiden Mattarella akan datang bersama 28 pengusaha Italia yang bergerak di bidang maritim, infrastruktur, perbankan, dan energi.

Menurut rencana, pada pertemuan antara Presiden Jokowi dan presiden Mattarella akan ada penandatanganan dua nota kesepahaman (MoU), yaitu MoU tentang kebijakan bebas visa bagi pemegang paspor diplomat dan dinas dan MoU tentang kerja sama Pariwisata.

Selain itu, akan dibahas pula mengenai pasar produk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Indonesia di Italia.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015