Pekanbaru (ANTARA News) - Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI), Go Pangan Lokal (GPL), dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau akan melaksanakan kegiatan pemecahan rekor MURI Memasak Mie Sagu Terbanyak.

Kegiatan itu merupakan serangkaian pelaksanaan Harmoni Sejuta Karya yang akan dilaksanakan BEM Unri pada tanggal 11 sampai 15 November 2015 mendatang. Kegiatan pemecahan rekor sendiri akan dilaksanakan pada Jumat, 13 November 2015 di Venue Panjat Tebing Unri.

"Diharapkan dengan adanya acara ini mahasiswa dan masyarakat dapat mengetahui prospek produktif dalam pemanfaatan sagu sebagai substitusi bahan baku tepung dan sumber karbohidrat," kata Penanggungjawab pelaksana kegiatan ini, Iqro di Pekanbaru, Senin.

Selain pemecahan rekor MURI, juga akan dilakukan dialog interaktif mengenai Ekplorasi Sagu Indonesia dengan tema "Sagu sebagai Identitas Pangan Indonesia". Acara ini direncanakan akan menghadirkan Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman, Ketua Perhimpunan Ahli Pangan Dan Teknologi Indonesia wilayah Riau, Usman Pato dan Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti.

"Insya Allah juga akan mendatangkan para pakar di bidang pengolahan, produksi serta karakteristik sagu," lanjutnya.

Dia menjelaskan, Mie Sagu yang diolah dalam pemecahan ini merupakan kerjasama BEM Unri dengan Kabupaten Kepulauan Meranti yang selama ini merupakan salah satu produsen sagu yang besar di Indonesia. Selain itu rencananya juga akan ada kerjasama dengan beberapa perusahaan.

Koordinator GPL Riau, Muhamad Rokim mengatakan pelaksanaan pemecahan rekor MURI olahan Mie Sagu dan "Talkshow" mengenai potensi sagu diharapkan agar tercapai pencerdasan wawasan kepada para masyarakat dan mahasiswa. Khususnya tentang potensi Sagu dan keunikannya, melestarikan warisan pangan lokal, serta membuktikan kepada dunia bahwa sagu Indonesia adalah solusi kreatif untuk mengatasi kelaparan.

Kegiatan ini bisa memperkenalkan bahwa sagu sangat bermanfaat dan bisa menjadi pengganti nasi karena memiliki nilai gizi yang setara dengan beras. Di samping itu pengolahan sagu yang bisa di olah oleh semua orang dengan cara tradisional atau modern.

"Setiap daerah di Indonesia memiliki banyak jenis makanan tradisional yang bergizi tinggi,terkhusus sagu menjadi salah satu alternatif untuk pemenuhan kebutuhan karbohidrat yang masih sangat bergantung dengan nasi," sebutnya.

Dengan masyarakat diajak untuk mengkonsumsi dan membeli produk lokal, hal ini juga dapat memperkuat perekonomian regional, mendukung kesejahteraan petani dan menguatkan kembali ketahanan pangan nasional.

"Seperti yang kita ketahui pangan lokal merupakan pangan yang diolah oleh Sumber Daya Manusia Indonesia, dibudidayakan di Indonesia berupa hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, serta melestarikan Budaya Indonesia," Ungkap Rohim.

Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015