... kita akan meningkatkan patroli rutin ..."
Rejanglebong (ANTARA News) - Kantor seksi wilayah VI Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan kerusakan kawasan di daerah itu mencapai 7.000 hektare dari luasan 26.830 hektare.

"Kerusakan kawasan TNKS di wilayah Kabupaten Rejanglebong ini selain akibat pembalakan liar juga akibat perambahan, untuk mengatasi kerusakan ini sejak tahun 2011 sudah dilakukan rehabilitasi dengan luasan 4.000 hektare," kata Kepala seksi wilayah VI TNKS M. Mahfud di Rejanglebong, Sabtu.

Ia menjelaskan bahwa kerusakan TNKS Rejanglebong diketahui dari pendataan petugas di lapangan sejak 2010.

Kegiatan rehabilitasi kawasan TNKS, menurut dia, dilakukan pihaknya bersama aparat TNI dari Kodim 0409 Rejanglebong yang menanam kayu sungkai, bambang lanang, meranti dan jenis tanaman lain.

Kawasan TNKS yang dirambah warga umumnya dijadikan perkebunan kopi oleh masyarakat sekitarya, sehingga perlu direhablitasi dengan menanam pohon dengan jenis semula, katanya.

Untuk mengantisipasi pembalakan liar dan perambahan kawasan TNKS, pihaknya sering merazia gabungan dengan petugas Polri dan TNI, selain patroli rutin oleh polisi hutan.

"Guna mengantisipasi adanya perambahan atau pembalakan liar di kawasan TNKS, kita akan meningkatkan patroli rutin, karena tidak menurutup kemungkinan ada perambah ataupun pelaku pembalakan lain yang masih berada dalam kawasan, selain razia gabungan dengan petugas TNI dan Polri," ujarnya.

Pada 17 November polisi hutan TNKS dan Polres Rejanglebong menangkap enam perambah hutan di Desa Babakan Baru, Kecamatan Bermani Ulu. Salah seorang diantaranya bertindak selaku pemberi modal untuk pembukaan lahan dan lima tersangka lainnya bertindak sebagai buruh tebas tebang.

Para perambah itu ditangkap polisi hutan yang melakukan survey izin pemanfaatan air dari kawasan TNKS untuk dijadikan irigasi pertanian bagi masyarakat Babakan Baru, tepatnya lokasi hutan primer dengan luasan lima hektare dari tujuh hektare lahan yang akan dijadikan kebun kopi dan kebun durian.

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015