Saya katakan, tidak boleh ada gangguan teror yang terjadi di Sulsel dalam bentuk apapun itu,"
Makassar (ANTARA News) - Panglima Komando Daerah Militer VII/Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bakti menegaskan Sulawesi Selatan harus selalu steril dan aman untuk masyarakatnya tidak boleh ada gangguan teror.

"Saya katakan, tidak boleh ada gangguan teror yang terjadi di Sulsel dalam bentuk apapun itu," ujar Mayjen TNI Agus Surya Bakti didampingi Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Jumat.

Dia mengatakan, TNI bersama Polri akan selalu berusaha menciptakan suasana aman dan tenang di tengah masyarakat. Apalagi situasi sebelum dan pascapemilihan kepala daerah langsung di 11 kabupaten di Sulsel berjalan lancar.

Agus juga berjanji akan membuktikan pada masyarakat bahwa dalam kepemimpinannya, pihaknya akan melindungi masyarakat yang senantiasa waspada juga cepat tanggap dalam melaporkan kecurigaan yang masyarakat rasakan.

"Selama TNI-Polri bersama rakyat, Insya Allah, negara kita akan aman dan kuat. Dan selama saya memimpin jadi Pangdam, saya akan berusaha keras memberikan rasa aman itu kepada masyarakat," jelasnya.

Dia mengaku dirinya sudah melakukan koordinasi dengan Kapolda Sulselbar Irjen Pol Pudji Hartanto Iskandar untuk bersama-sama menjaga keamanan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadi di Jakarta.

"TNI dan Polri sudah meningkatkan koordinasi bersama demi menjaga keamanan di Sulawesi Selatan," kata suami dari artis Bella Saphira itu.

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan situasi kondusif yang terjadi di Sulsel hingga hari ini harus terus dipertahankan karena ada TNI dan Polri.

"Kami tidak takut teror, ada semua kita di sini. Jangan ada ketakutan apalagi ke khawatiran berlebihan. Kita punya TNI dan juga Polisi, masyarakat harus bersatu," katanya.

Menurut dia, teror bom yang terjadi di ibu kota Jakarta pada Kamis (14/1) pagi itu sangat mempengaruhi perekonomian dan pergerakan saham pada bursa saham gabungan itu terlihat jelas.

"Kami tidak takut ancaman teror, tapi kami lebih takut kalau ancaman ekonomi turun, jangan gara-gara isu teroris ekonomi turun hingga lima persen, saat ini kan ekonom kita sudah berada di atas delapan persen, " paparnya.

Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016