Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengungkapkan, audit terhadap pesawat-pesawat tempur milik TNI Angkatan Udara selalu dilakukan.

"Selama ini kita audit, saya kan jalan ke lapangan terbang, ke industri, depo-depo dan hanggar-hanggar saya lihat," ujar Ryamizard menanggapi jatuhnya pesawat latih tempur TNI AU Super Tucano di Malang usai penandatanganan nota kesepahaman mengenai Program Bela Negara dengan 20 ormas, di Kantor Kemhan, Jakarta, Jumat.

Menurut dia, hingga kini pihaknya masih menunggu hasil investigasi mengenai penyebab kecelakaan mengingat pesawat tersebut masih tergolong baru. Namun, butuh waktu berbulan-bulan untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat yang dibeli dari Brazil tersebut.

"Nanti akan kita lihat apakah mesinnya, karena pesawat ini sudah dibuat sebanyak 650 unit dan disebar ke sejumlah negara. Ini menandakan pesawatnya laku. Oleh karenanya, kita akan lihat apakah karena orangnya, cuaca atau mesinnya. Kalau mesinnya kita pertanyakan," jelas mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.

Ryamizard juga memerintahkan kepada jajarannya dalam hal ini Inspektur Jenderal (Irjen) Kemhan Marsekal Madya TNI Ismono Wijayanto untuk terlibat dalam investigasi.

Ia juga meminta kepada TNI AU untuk mengundang ahli dari pabrik pembuat pesawat tersebut untuk terlibat dalam investigasi untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang menewaskan pilot Mayor (Pnb) Ivy Safatilah dan teknisi pesawat Serma Saiful tersebut

"Saya minta kepada TNI AU untuk mengundang mereka, kenapa ini. Pesawatnya kan kondisinya masih bagus. Inikan pesawat yang datang bergelombang dan ini gelombang pertama jadi tidak terlalu lama kira-kira baru tiga tahun," katanya.

Jika sudah diketahui penyebab kecelakaan, Ryamizard juga meminta agar diberitahukan kepada publik, bila hal itu tidak menyangkut kerahasiaan negara.

"Harus dibuka (hasil investigasi), ada yang boleh dan tidak boleh disampaikan ke publik. Karena rahasia negara berarti terkait pertahanan nasional," ujarnya.

Ketika ditanya soal anggaran pemeliharaan, Ryamizard mengakui, jika anggaran pemeliharaan untuk pesawat baru tidak terlalu besar dibandingkan pesawat yang sudah tua.

"Kalau yang baru-baru anggarannya memang tidak terlalu banyak. Kalau yang tua banyak tapi kita lihat dulu hasil investigasi nanti, kenapa baru kok begitu. Kan ini test flight," ujarnya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016