Palembang (ANTARA News) - Kalangan tenaga kerja muda dengan usia 26-30 tahun hingga kini masih mendominasi investor di pasar modal Tanah Air berdasarkan data terbaru Bursa Efek Indonesia.

Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI), Early Saputra, di Palembang, Sabtu, hal ini menunjukkan berinvestasi di pasar modal baru diminati ketika seseorang sudah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri.

"Di Indonesia trennya seperti itu, beda dengan negara-negara Eropa dan negara maju yang malah mengenal pasar modal dari usia SMA," kata dia.

Berdasarkan data BEI terbaru per awal Februari 2016 diketahui bahwa jumlah investor berusia 26-30 tahun mencapai 4.573 orang, kemudian untuk usia di bawahnya yakni 21-25 tahun mencapai 2.187 orang, dan usia 17-20 tahun 853 orang.

Sedangkan, usia 31-35 tahun berjumlah1.745 orang, usia 36-40 2.705 orang, usia 41-45 tahun 1.719 orang, dan usia 46-50 tahun 1.425 orang.

Menurutnya, hal ini terjadi juga karena pekerja muda umumnya belum berkeluarga sehingga belum memiliki beban pengeluaran yang tinggi.

"Berinvestasi itu idealnya dimulai di usia muda, jangan sudah pensiun baru mau berinvestasi karena itu sudah terlambat," kata dia.

Lantaran itu, BEI gencar mempromosikan investasi di pasar modal ke mahasiswa dengan harapan setelah mendapatkan pengahasilan sendiri mau menjadi investor.

Jumlah investor pasar modal Indonesia masih sedikit yakni hanya sekitar 400.000 orang dari jumlah penduduk yang mencapai 270 juta jiwa. Sementara, Malaysia sudah mencapai 4 juta investor atau 13 persen dari populasi dan Singapura memiliki 1,5 juta investor atau 30 persen dari populasi.

Mendapati kenyataan ini, maka tidak ada cara lain selain berupaya maksimal meningkatkan penetrasi pasar modal yang sejauh ini masih di bawah 3,7 persen jika dibandingkan jasa keuangan lainnya.

"Saat ini sudah banyak produk saham mikro yang bisa dibeli hanya dengan uang Rp300.000 hingga Rp500.000 ntuk mendorong masyarakat mau berinvestasi di pasar modal," kata dia.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016