Surabaya (ANTARA News) - Tim Cyber Crime dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jatim memantau pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sebagai bentuk pengamanan ujian yang memanfaatkan sistem Teknologi Informasi (TI).

Kepala Bagian Pembinaan Operasi Polda Jawa Timur AKBP Djoko Djohartono di Surabaya, Kamis malam, mengatakan tim cyber crime Ditreskrimsus Polda Jatim dikerahkan sebagai bentuk pengamanan untuk memantau Ujian Nasional (UN) yang memanfaatkan IT.

"Tim Cyber Crime akan bekerja jika ada laporan tindakan kejahatan yang memanfaatkan IT, namun saat ini antisipasi sudah dilakukan," katanya setelah mengikuti Rapat Koordinasi Pendistribusian Bahan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2015/2016.

Ia mengatakan jika ada laporan, maka tim cyber bergerak menangani seperti kasus-kasus lainnya. Tim khusus ini tidak berada di polres jajaran melainkan ditempatkan di Polda Jatim, secara keseluruhan Polda Jatim akan mengerahkan 15 ribu personel untuk mengamankan pelaksanaan UN.

"Anggota tersebar mulai dari tingkat Polres hingga Polsek, bentuk pengamanan bersifat terbuka dan tertutup. Terbuka itu petugas mengenakan seragam, sedangkan tertutup berpakaian preman baik dari intel maupun reserse," jelasnya.

Menurut dia, pengamanan dari kepolisian bukan hanya saat ujian berlangsung. Distribusi naskah ke daerah-daerah sampai lembar jawaban ujian dikembalikan juga dijaga aparat kepolisian dengan cara preventif dan akan terus bersinergi dengan dinas pendidikan.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim, Saiful Rachman mengatakan, tahun ini sekolah yang menyelenggarakan UNBK lebih besar dibanding tahun lalu, khususnya pada tingkat SMP/MTs dan SMA/MA dan SMK dengan jumlah keseluruhan mencapai 1.306 lembaga.

"Data sekolah penyelenggara UNBK sudah diberikan ke Tim Cyber Crime. Tahun ini jumlah penyelenggara UN se-Jatim mencapai 11.724 lembaga, 1.306 diantaranya merupakan penyelenggara UNBK, sedangkan penyelenggara UN berbasis kertas dan pensil jenjang SMA/SMK sebanyak 2.655 lembaga dan SMP/MTs 7.763 lembaga," paparnya.

Kasie Kurikulum dan Evaluasi Kanwil Kemenag Jatim, M Syamsuri, menambahkan tahun ini terdapat 39 MA dan 54 MTs yang mengikuti UNBK tersebar di 15 kabupaten/kota di Jatim. Lembaga yang paling banyak mengikuti UNBK ada di Kota Surabaya dengan 48 lembaga.

"Beberapa lembaga yang memilih tidak ikut UNBK karena standar sarana dan prasarananya belum memadai. Harapannya ke depan semua MA negeri dan MTs negeri mampu mengikuti UNBK, total madrasah negeri di Jatim mencapai 419 lembaga dengan rincian 90 MAN, 183 MTsN, dan sisanya MIN," tandasnya. 

Pewarta: Indra/Laily
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016