Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berharap tes doping pada saat Asian Games 2018 Jakarta dan Palembang bisa dilakukan di Tanah Air karena selama ini tes harus dilakukan diluar negeri seperti Thailand maupun Indonesia.

"Sudah saatnya Indonesia bisa melakukan tes doping sendiri. Apalagi disini sudah mempunyai laboratorium maupun sumber daya manusia yang siap untuk melakukan tes doping," kata Sesmenpora Alfitra Salamm di sela pelaksanaan pertemuan SEARADO di Jakarta, Sabtu.

SEARADO merupakan pertemuan dua tahunan untuk membahas perkembangan dopign. Selain itu pertemuan ini sebagai ajang untuk pelatihan tenaga pengawas doping (DCO) yang diharapkan menjadi garda depan daalam menegakkan aturan anti doping terutama untuk menghadapi kejuaraan multi event baik nasional maupun internasional.

Pertemuan ini diikuti oleh perwakilan dari negara di Asia Tenggara diantaranya Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Myanmar, Filipina dan Kamboja. Selain itu ada perwakilan dari Jepang serta perwakilan lembaga anti-doping dunia atau WADA yaitu dari Kanada.

Menurut dia, dengan laboratorium dan sumber daya yang dimiliki diharapkan dalam tiga tahun kedepan Indonesia mampu melakukan sendiri tes doping dan tidak perlu lagi dikirim ke luar negeri. Apalagi di Indonesia juga sudah terbentuk Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI).

"Jika sudah ada, kita tidak perlu lagi dikirim ke luar negeri. Dalam tiga tahun kedepan saya berharap semuanya bisa teralisasi," kata Alfitra Salamm menambahkan.

Terbentuknya LADI diapresiasi oleh Sekretaris Jenderal Asiarado, Kazu Hayashi. Menurut dia, dengan terbentuknya lembaga tersebut maka Indonesia sudah mengimplementasikan gerakan anti doping. Untuk itu tinggal dibutuhkan tenaga anti doping yang berstandar internasional.

Sementara itu, Wakil Ketua LADI Yusuf Mujenih mengatakan, sebagai tuan rumah pertemuan SEARADO pihaknya akan memanfaatkan dengan baik kesempatan tersebut. Apalagi pada pertemuan tersebut akan dibahas perkembangan doping berikut pembahasannya.

"Indonesia mengirim 20 peserta DCO nasional dari berbagai daerah untuk menjalani pelatihan yang trainer-nya langsung didatangkan dari WADA. Dengan pelatihan ini diharapkan mereka mempunyai kapasitas dan kompetensi yang handal sebagai DCO internasional," katanya menambahkan.

Yusuf Mujenih menegaskan, dengan adanya pelatihan DCO tersebut diharapkan juga sebagai penguatan LADI secara kelembagaan maupun sumber daya manusia. Dengan mendapatkan lisensi dari WADA diharapkan pula DCO asal Indonesia mampu bersaing dengan DCO dari negara lain.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016