Pekanbaru (ANTARA News) - Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau menggandeng akademisi untuk mengelola penataan mangrove di daerah pesisir, mengingat pentingnya peran dan fungsi ekosistem tersebut agar terus dilestarikan.

"Kami telah bekerjasama dengan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau untuk penataan wilayah konservasi mangrove, jadi mereka melakukan studi nantinya akan dikoordinasikan dengan pihak DKP," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Tien Mastina di Pekanbaru, Selasa.

Dikatakannya peran mangrove sangat penting bagi ekosistem laut maupun masyarakat pesisir. Salah satunya peran hutan mangrove dapat mencegah abrasi pantai. Abrasi terjadi akibat pengikisan permukaan tanah oleh hempasan ombak laut.

"Contohnya di Kepulauan Meranti, abrasi yang terjadi itu sekitar 10 sampai 30 meter per tahun," tuturnya.

Hutan manggrove, kata dia, memiliki akar yang efisien dalam melindungi tanah diwilayah pesisir sehingga dapat menjadi pelindung pengikisan tanah akibat air.

"Sudah dibicarakan dengan pihak Unri mengenai konservasi mangrove, apa yang akan dikembangkan untuk menahan abrasi pantai, seperti contohnya penataan bambu yang tentu ramah lingkungan," ujarnya.

Untuk diketahui hutan mangrove di Indonesia tidak luput dari permasalahan lingkungan akibat pengelolaannya yang tidak baik, ekosistem mangrove terancam punah sehingga dapat mempercepat abrasi pantai beberapa tahun kedepan.

Tata kelola pelastarian mengrove harus menjadi tanggung jawab semua pihak karena mengingat besarnya peran dari ekosistem tersebut.

Salah satu perannya, lanjut dia, kawasan hutan mangrove sebagai tempat yang paling nyaman untuk beberapa jenis biota laut. Beberapa spesies seperti udang, ikan dan kepiting banyak berkembang di kawasan hutan mangrove. Sementara manusia membutuhkan komoditi perikanan sebagai sumber nutrisi dan bahan makanan yang penting untuk kesehatan.

Pewarta: Fazar Muhardi dan Diana Syafni
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016