Kita tetap berpegang teguh pada Al-Quran, bahwa Islam adalah rahmat bagi sekalian alam. Komitmen ini akan terus kita hidupkan,"
Jakarta (ANTARA News) - Organisasi Kemasyarakatan Islam Mathlaul Anwar berkomitmen untuk terus mendorong pandangan Islam yang santun, toleran, humanis, membawa kesejukan, kedamaian, ketenangan, dan rahmat bagi seluruh alam semesta.

"Kita tetap berpegang teguh pada Al-Quran, bahwa Islam adalah rahmat bagi sekalian alam. Komitmen ini akan terus kita hidupkan," kata Ketua Majelis Amanah Mathlaul Anwar KH Irsjad Djuwaeli seperti dikutip Ketua Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi Pengurus Besar Mathlaul Anwar Mohammad Zen di Jakarta, Senin.

Zen menyampaikan pandangan organisasi yang mendorong pandangan Islam sebagai agama yang mengedepankan toleransi dan perdamaian terkait pelaksanaan Sidang Majelis Amanah Mathlaul Anwar yang berlangsung di Jakarta akhir Mei lalu.

Dalam acara tersebut turut hadir Asisten Deputi VI Menkopolhukam Lutfi Syaefulloh dan Deputi V Kepala Rumah Tangga Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardhani.

Sidang Majlis Amanah itu dihadiri oleh pengurus Majlis Amanah Pusat serta para Ketua Majlis Amanah Mathlaul Anwar dari 15 provinsi, di antaranya dari Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Maluku, Sumatera Selatan, Jambi, serta semua perwakilan dari provinsi di Jawa.

Zen menjelaskan, pada pembukaan Sidang Majelis Amanah itu KH Djuwaeli juga menyatakan, Mathlaul Anwar memiliki paham "Ahlussunnah wal jamaah" yang jika dikembangkan dan diperluas bermakna toleransi dan kebersamaan.

Selain itu terkandung nilai-nilai kehidupan beragama serta seruan bagi persatuan umat

"Dengan demikian Mathlaul Anwar tidak mempersoalkan hal-hal menyangkut perbedaan khilafiyah, sebab yang penting adalah umat melaksanakan syariat Islam. Islam Rahmatan Lil Alamin seperti itu saya jelaskan pula kepada Presiden Jokowi saat beliau membuka Muktamar ke-19 Mathlaul Anwar di Pandeglang beberapa waktu lalu," katanya seperti dikutip Zen.

Dalam konteks itu pula Ormas Islam tersebut menyikapi berbagai persoalan bangsa dengan santun.

Terkait bahaya laten komunis sehubungan kekhawatiran bangkitnya komunisme gaya baru misalnya, Mathlaul Anwar mengajak umat agar bersikap tenang, namun tetap waspada sehingga tidak timbul adanya gejolak.

Terkait terorisme dan radikalisme, KH Djuwaeli menegaskan bahwa Mathlaul Anwar memiliki peran untuk menghentikannya, karena tidak sedikitpun keuntungan diperoleh bangsa ini dengan adanya berbagai pemikiran dan aksi semacam itu, termasuk dengan mendorong masyarakat desa agar tidak mudah termakan isu negatif.

Sementara itu Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan melalui Asisten Deputi VI Menkopolhukam Lutfi Syaefulloh mengemukakan keyakinannya bahwa Ormas Islam Mathlaul Anwar memiliki peran strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terlebih dengan menggelorakan Islam yang santun, toleran, dan humanis.

Sementara itu Deputi V Kepala Rumah Tangga Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardhani mengingatkan perlunya umat untuk selalu waspada dengan potensi tumbuhnya gejala radikalisme di kalangan generasi muda, khususnya di kalangan pelajar SMA.

Pada kesempatan terpisah, Sekretaris Majlis Amanah Mathlaul Anwar Dr Ali Nurdin menjelaskan bahwa sidang Majlis Amanah yang diselenggarakan akhir Mei 2016 difokuskan pada pembenahan internal, terutama mekanisme internal organisasi agar lebih efektif, efisien, dan akuntabel.

Mathlaul Anwar itu sendiri selama ini bergerak di bidang pendidikan, dakwah, dan sosial. Ormas itu didirikan 10 Juli 1916 di Menes Pandeglang oleh 10 ulama, antara lain KH Mas Abdurahman dan KH Tubagus Muhammad Sholeh. Saat ini Mathlaul Anwar mengelola sekitar 2.000 sekolah di lebih dari 20 propinsi, termasuk Universitas Mathlaul Anwar di Pandeglang Banten.

Pewarta: Aat Surya Safaat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016