Dubai (ANTARA News) - Penguasa Kuwait, Senin, memperingatkan untuk melawan penyalahgunaan media sosial yang menimbulkan ketegangan sektarian di negara kecil di Arab Teluk yang memiliki populasi campuran Muslim Sunni dan Syiah itu.

"Apa yang kita lalui dan lihat adalah penyalahgunaan media sosial ... untuk menyebarkan permusuhan dan kebencian," kata Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah dalam pesan yang diterbitkan oleh kantor berita negara KUNA untuk menandai 10 hari terakhir bulan suci Ramadan.

Sebuah bom bunuh diri oleh kelompok ekstremis Sunni IS di sebuah masjid Syiah Juni lalu menewaskan 27 jamaah dan mengejutkan kerajaan yang biasanya tenang itu. Negara itu terjebak di antara persaingan besar sektarian tetangganya Iran dan Arab Saudi.

"Saudara-saudara dan anak-anak saya, kita ingat dengan kesedihan pemboman teroris di masjid Imam al-Sadiq ... tujuan dari perencanaan dan pelaksanaan cara setan mereka adalah untuk memicu perselisihan, perpecahan dan prasangka di antara anggota masyarakat Kuwait," Emir menambahkan, dalam sambutannya yang langka terkait sektarianisme.

Menurut sejarah, hubungan antara Kuwait Sunni, yang berjumlah antara 70 dan 85 persen dari 1,4 juta warga negara, dan masyarakat minoritas Syiah pada umumnya damai. Warga Syiah memegang posisi penting dalam bisnis, pemerintahan dan parlemen, demikian seperti dikutip dari Reuters.

(Uu.G003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016