Lebak (ANTARA News) - Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia akan mengkaji pembangunan jalur Rangkasbitung-Labuan-Bayah untuk memberikan pelayanan angkutan massal kepada masyarakat di daerah itu.

"Pembangunan jalur kereta wilayah Banten itu sudah masuk kajian Kementerian Perhubungan," kata Kepala Humas PT KAI Daop I Bambang Setiyo Prayitno saat dihubungi di Lebak, Jumat.

Pengoperasian jalur kereta api tersebut guna mendukung percepatan pembangunan sehingga akses transportasi begitu mudah.

Pemerintah Provinsi Banten sudah mengusulkan pembangunan jalur KA Rangkasbitung-Labuan-Bayah diaktifkan kembali.

Pembangunan jalur KA tersebut dinilai penting sebagai sarana penunjang transportasi angkutan massal.

Selain itu, katanya, akan memberikan dampak positif bagi optimalisasi pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.

"Saya kira jika sarana transportasi itu tersedia maka percepatan perekonomian masyarakat berkembang pesat," ujarnya.

Menurut dia, pembangunan jalur KA Rangkasbitung-Labuan-Bayah guna mendorong pemerataan antara utara dan selatan Provinsi Banten.

Pembangunan transportasi KA tentu akan membuka akses pertumbuhan ekonomi masyarakat wilayah selatan Kabupaten Lebak.

"Kami berharap pembangunan jalur KA wilayah Banten selatan tidak terlalu lama lagi," katanya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Lebak Alkadri mengatakan pemerintah daerah akan mengawal jika pembangunan rel KA itu direalisasikan baik rencana umum tata ruang (RUTR) dan sosialisasi kepada masyarakat.

Sebab tidaktertutup kemungkinan rel KA Rangkasbitung-Labuan-Bayah sudah berubah menjadi permukiman, perumahan juga ada yang longsor.

Selain itu juga akan membantu pendataan pembuatan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) dan perencanaan lainya.

Pendataan ulang dan pemetaan jalur perlu dilakukan, karena jalur itu dihentikan operasinya tahun 1960-an.

"Kami akan memberikan sosialisasi kepada masyarakat khususnya warga yang menempati tanah milik PT KAI secara iklas tidak menuntut ganti rugi," katanya.

Ia menjelaskan saat ini biaya angkutan untuk memasarkan hasil komoditas pertanian dan perkebunan ke wilayah utara cukup tinggi.

Mereka mengangkut hasil bumi itu menggunakan angkutan truk maupun colt diesel dengan biaya lima kali lipat dibandingkan KA.

Selain itu juga pengoperasian moda transportase KA dapat mensejajarkan pemerataan pembangunan antara wilayah utara dan selatan.

"Kami berharap jalur KA itu bisa dioperasikan lagi sehingga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat," katanya.

Pewarta: Mansyur
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016