Jakarta (ANTARA News) - Staf Ahli Kependudukan Kemenko bidang Pembangun Manusia dan Kebudayaan RI, Sonny Harry B Harmadi, mengatakan bahwa konsumsi rokok di seluruh dunia dalam satu hari termasuk sebagai pemborosan yang sangat tinggi.

Dalam sebuah diskusi di Museum Kebangkitan Nasional di Jakarta, Selasa, dia memaparkan bahwa dalam satu tahun diproduksi sekitar 360 miliar batang rokok di seluruh dunia.

"Rata-rata sehari satu miliar (batang), kalau sebatang harganya Rp1.000 ya berarti pengeluaran untuk rokok di seluruh dunia mencapai Rp1 triliun per hari," ujarnya memaparkan.

Selain merugikan masyarakat dalam segi ekonomi, perkiraan banyaknya rokok yang dibakar oleh konsumen juga mengakibatkan asap yang mengganggu orang di sekitar.

Sungguh sangat ironis apabila sejumlah penduduk dunia mengorbankan uang triliunan rupiah hanya untuk hal yang tidak bermanfaat, pungkasnya menambahkan.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Pendiri Center for Indonesias Strategic Development Initiatives (CISDI), Diah S. Saminarsih, juga melontarkan kerugian lain dari tingginya tingkat konsumsi rokok khususnya di Indonesia.

Dia memaparkan, tingginya konsumsi rokok juga akan berdampak pada beratnya beban pembiayaan pemerintah di bidang asuransi kesehatan.

"Sekarang, yang sakit kronis sekitar 60 persen dari pengguna BPJS. Secara tidak langsung penyakit kronis ada yang dipengaruhi karena konsumsi rokok," tuturnya menjelaskan.

Staf Khusus Menteri Kesehatan RI itu juga menjelaskan, dikhawatirkan jumlah penderita penyakit akibat rokok di Indonesia juga terus meningkat pada beberapa tahun ke depan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Diah juga mengutarakan bahwa pengendalian tembakau di Indonesia begitu mendesak dan selayaknya menjadi tanggung jawab lintas sektor.

"Pengendalian tembakau harus dilakukan secara integratif dan holistik, lintas sektor dan oleh semua aktor atau pemangku kepentingan pembangunan nasional," tuturnya menambahkan.

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016