Batam, Kepulauan Riau (ANTARA News) - Sebanyak lima pesawat tempur Sukhoi Su-27/30MKI Flanker sudah disiagakan di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau. Mereka menjadi bagian pada latihan puncak TNI AU, Angkasa Yudha 2016 di Natuna, Kepulauan Riau.

Kepulauan Natuna dan perairan sekitarnya sebagai bagian dari zone ekonomi eksklusif Indonesia ini juga yang sempat menjadi pokok pangkal terkait klaim sepihak China atas hampir semua perairan Laut China Selatan. Ruang udara Hang Nadim juga sangat lekat berbatasan dengan ruang udara Singapura. 

"Lima Sukhoi sudah berada di Batam. Pesawat-pesawat tersebut dari Skadron Udara 11 Pangkalan Udara Utama TNI AU Sultan Hasanuddin, Makassar," kata Komandan Pangkalan Udara Tanjungpinang, Kolonel Penerbang Ign Wahyu Anggono, di Batam, Sabtu.

Kelima Flankers itu tiba di Bandara Internasional Hang Nadim sejak Kamis pagi (29/9) dan mulai hari ini diterbangkan untuk persiapan Angkasa Yudha 2016. Pada 6 Oktober nanti, keseluruhan Flankers yang dilibatkan adalah tujuh unit.

"Nantinya pesawat ini berperan melakukan pengeboman darat saat acara puncak Angkasa Yudha. Mulai Senin (3/10) kawasan sekitar VIP Hang Nadim sudah disterilkan, karena berbagai peralatan termasuk bom sudah dipasang," kata dia.

Dia tidak jelaskan jenis bom udara-darat yang akan dipergunakan, namun jenis bom udara-darat yang lazim dipergunakan adalah serie Mk-82. 

Secara azazi, Sukhoi Su-27/30 dirancang untuk merebut dan meraih supremasi udara di suatu mandala pertempuran udara, sehingga pemboman udara-darat hanyalah sebagian kecil dari kemampuan dia. 

Kemampuan ini juga dijumpai pada pesawat tempur lain pada generasinya dan sesudahnya, walau secara fisik ukuran pesawat-pesawat tempur itu bermesin tunggal dan dimensinya lebih kecil dari Flankers

Selain Sukhoi Su-27/30MKI, 10 unit F-16 Fighting Falcon juga akan diterbangkan dalam Angkasa Yudha 2016 ini. I

Latihan puncak Angkas Yudha 2016 merupakan latihan rutin tahunan yang digelar TNI AU, yang merupakan 
akumulasi latihan tingkat personil, satuan, dan antar satuan.

Juga guna menguji kesiapsiagaan satuan sekaligus menguji doktrin operasi udara dalam menanggulangi kontijensi untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur personil Koopsau I, Koopsau II, Kohanudnas, Korp Pasukan Khas TNI AU, dan dinas terkait.

"Masing-masing memiliki peran tersendiri dalam latihan puncak TNI AU ini. Jadi akan ada berbagai atraksi selama acara puncak ini," kata Anggono.

Komandan Skadron Udara 11 TNI AU, Letnan Kolonel Penerbang David Hamzah, mengatakan, meskipun latihan puncak masih 6 Oktober nanti namun sejak berada di Batam selalu siaga 24 jam untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan pelanggaran udara.

"Kami selalu siap untuk terbang jika diperintahkan. Sudah menjadi tugas kami selalu siap melakukan pengaman udara," kata dia.

Pewarta: Larno
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016