Alat ini akan berfungsi jika kondisi cuaca mulai memburuk ..."
Sukabumi (ANTARA News) - Warga Kampung Cileles, Kota Sukabumi, Jawa Barat, secara swadaya mampu membuat alat pendeteksi perubahan iklim untuk memantau kecepatan angin, curah hujan, terik matahari dan suhu udara.

"Pembuatan alat pendeteksi perubahan iklim ini merupakan hasil swadaya masyarakat sejak 2015 lalu," kata tokoh masyarakat Kampung Cileles, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Paedullah kepada Antara di Sukabumi, Rabu.

Menurut dia, alat tersebut setiap harinya memberikan informasi cuaca yang terjadi di Kota Sukabumi. Selain itu, alat tersebut juga berfungsi untuk mengantisipasi potensi banjir dan angin puting beliung, jika curah hujan yang tinggi.

Ia mengemukakan, alat itu juga dilengkapi alat pengukur intensitas curah hujan (ombrometer), pendeteksi curah hujan, pengukur suhu dan kelembaban udara dan alat pendeteksi kecepatan angin.

"Alat ini akan berfungsi jika kondisi cuaca mulai memburuk, seperti tiupan angin cukup kencang dan turun hujan. Operator akan memberikan informasi langsung melalui pengeras suara, serta warga diimbau untuk kesiapsiagaan jika terjadi bencana," ujarnya.

Paedullah menilai bahwa alat pemantau iklim yang dibuat secara swadaya itu manfaatnya sudah dirasakan warga karena informasi setiap perubahan iklim akan termonitor setiap harinya, sehingga bisa mengurangi dampak dari bencana.

Sementara Kepala Seksi Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan di Kantor Lingkungan Hidup Kota Sukabumi, Frendy Yuwono, menyatakan pihaknya mengapresiasi warga Kampung Cileles yang secara swadaya membuat alat pendeteksi perubahan iklim buatan masyarakat.

Bahkan, ia menambahkan, warga Cileles pernah menerima penghargaan dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI karena sejumlah alat pendeteksi perubahan iklim mereka bermanfaat, antara lain di saat musim hujan dengan intensitas tinggi.

Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016