Mexico City (ANTARA News) - Meksiko menyiagakan para diplomatnya di Amerika Serikat (AS) untuk menangani jutaan imigran tak berdokumen menyusul kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden menurut keterangan Kementerian Luar Negeri, Minggu (13/11).

Divisi Amerika Utara Kementerian Luar Negeri Meksiko rapat bersama Menteri Luar Negeri Claudia Ruiz Massieu pada Sabtu guna "menganalisis hasil pemilihan presiden Amerika Serikat dan membahas tindakan konkret mengenai masa depan hubungan bilateral antara kedua negara" menurut pernyataan kementerian yang dikutip kantor berita AFP.

Rapat tersebut digelar setelah miliarder dari Partai Republik Donald Trump memenangi pemilihan presiden Selasa pekan lalu. Selama kampanye, ia menyebut imigran ilegal asal Meksiko sebagai "pemerkosa" dan bertekad membangun tembok di sepanjang perbatasan kedua negara.

Selain berikrar meminta Meksiko membayar pembangunan tembok perbatasan, Trump juga mengancam akan merundingkan kembali Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North America Free Trade Agreement/NAFTA) antara Meksiko, Amerika Serikat dan Kanada.

Ruiz Massieu mendesak para diplomat Meksiko bersiap menghadapi potensi lonjakan pengajuan bantuan konsuler.

Itu meliputi bantuan "menghindari provokasi, serta melindungi dari penipuan" menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri mengacu pada potensi kejahatan terhadap imigran, lewat penjualan dokumen palsu misalnya.

Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pada Minggu mengatakan kepada stasiun televisi CBS bahwa sampai tiga juta imigran tak berdokumen dengan riwayat kejahatan akan dideportasi atau dipenjarakan.

Amerika Serikat memperkirakan ada 11 sampai 12 juta imigran ilegal di AS dan sebagian besar berasal dari Meksiko.

"Hak warga Meksiko, di dalam dan luar negeri mereka, tidak bisa dirundingkan," kata Kementerian Luar Negeri Meksiko menekankan.(ab/)



Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016