Jakarta (ANTARA News) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Davao City, Filipina mempromosikan upaya perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) kepada 150 orang WNI di wilayah tersebut.

"Tujuan kegiatan sosialisasi adalah untuk memberikan perkembangan terkini mengenai Indonesia di bidang sosial ekonomi dan pelayan perlindungan WNI di luar negeri kepada WNI dan masyarakat keturunan Indonesia di Filipina agar mengetahui kekayaan dan produk Indonesia sehingga dapat menjelaskan serta ikut mempromosikan Indonesia di Filipina," kata Konsul Jenderal RI Berlian Napitupulu dalam pernyataan tertulis yang diterima Antara, Senin.

Sosialisasi dilakukan pada Sabtu (3/11) di KJRI Davao City, Filipina.

Selain soal perlindungan WNI, Berlian juga menyampaikan capaian 2.399 orang yang telah ditetapkan sebagai WNI dari total 4902 masyarakat keturunan Indonesia (Persons of Indonesian Descents/PIDs) di Davao.

"Ini merupakan capaian yang sangat penting terhadap masalah undocumented PIDs yang telah bermukim di Filipina Selatan sejak 3-4 generasi lalu. Dengan status ini maka mereka terhindar dari kehilangan kewarganegaraan (stateless)," tambah Berlian.

Hal itu terwujud dari kerja sama tim KJRI Davao, tim Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Kehakiman Filipina dan UNHCR pada 9 Oktober hingga 25 November.

"KJRI bekerja sama dengan UNHCR Filipina telah mengirimkan formulir kepada WNI tersebut untuk meminta data dan kepastian apakah akan mereka akan tinggal menetap di Filipina atau pulang kembali ke Indonesia. Mereka yang ingin menetap akan diberikan paspor Indonesia dan yang pulang akan diberikan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP)," ungkap Berlian.

Tim tersebut mengkaji dokumen-dokumen yang dimiliki oleh para PIDs di Davao dan memutuskan bahwa mereka berhak mendapat status WNI.

Dalam program sosialisasi juga disampaikan mengenai kekayaan Indoensia sebagai negara besar dan pengekspor utama karet, kelapa sawit, kopi, teh, timah, batu bara, hingga barang-barang manufaktur seperti mobil serta menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk dalam Kelompok G-20.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016