Jakarta (ANTARA News) - Pabrik semen atau grinding plant dan terminal LPG milik kelompok usaha Bosowa di Banyuwangi, Jawa Timur resmi beroperasi untuk pendistribusian dan pemenuhan pasokan semen untuk pembangunan infrastruktur di Pulau Jawa serta Bali dan Nusa Tenggara Barat.

“Kami mengapresiasi upaya yang dilakukan Bosowa Group dalam ekspansi bisnisnya ini melalui pembangunan pabrik penggilingan semen di Banyuwangi sebagai salah satu wujud kontribusi terhadap pengembangan industri semen nasional,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Airlangga menyampaikan hal tersebut usai mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pada Peresmian Grinding Plant dan Terminal Liquefied Petroleum Gas (LPG) Bosowa di Banyuwangi, Jawa Timur.

Realisasi investasi pabrik ini mencapai Rp800 miliar dengan kapasitas produksi sebanyak 1,8 juta ton semen per tahun.

JK menandai peresmian itu dengan menekan sirine dan menandatangani zak semen.

Selain Airlangga, turut mendampingi Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Annas, Pendiri Bosowa M Aksa Mahmud dan Chairman Bosowa Group Erwin Aksa.

Menurut Airlangga, pertumbuhan konsumsi semen saat ini mulai bergeser ke luar Pulau Jawa dan di Wilayah Timur Indonesia. “Langkah ini sejalan dengan program pemerintah untuk peningkatan dan percepatan pembangunan infrastruktur serta pemerataan dan penyebaran industri di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.

Pabrik semen Banyuwangi ini merupakan proyek industri infrastruktur dasar ketiga yang dibangun oleh Bosowa Corporindo, setelah Semen Bosowa Maros, Sulawesi Selatan (tahun 2000) dan Semen Bosowa Batam, Kepulauan Riau (2014).

Hingga November 2016, Bosowa telah menanamkan investasi sebesar Rp1 triliun untuk proyek-proyeknya, di tengah masa resesi ekonomi dunia.

Selanjutnya, kapasitas terpasang produksi dari tiga unit pabrik semen Bosowa tersebut akan mencapai 7,2 juta ton per tahun.

Sementara itu, Airlangga berharap dengan keberadaan terminal LPG Bosowa di Banyuwangi akan membantu pemenuhan kebutuhan LPG di wilayah Jawa Timur, Bali dan sekitarnya.

Selain itu, dapat memperkuat jalur distribusi LPG dari Pertamina untuk Wilayah Timur Indonesia.

“Upaya itu menunjang program pemerintah untuk mengkonversi penggunaan minyak tanah menjadi gas yang dimulai pada tahun 2007," ungkap Airlangga.

Selain sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, lanjutnya, LPG juga dapat menjadi bahan bakar atau bahan baku industri sehingga potensi penggunaan LPG di masa yang akan datang cukup besar.

Pembangunan terminal LPG di Banyuwangi dengan kapasitas mencapai 10.000 metrik ton (MT) tersebut menelan investasi sebesar Rp787 miliar.

Proyek tersebut merupakan salah satu keberhasilan pengembangan usaha dan sebagai wujud nyata kemampuan Bosowa Group melalui anak perusahaannya PT. Misi Mulia Petronusa untuk memanfaatkan peluang distribusi LPG di Wilayah Timur Indonesia.

Chairman Bosowa Group, Erwin Aksa, mengatakan, peresmian proyek yang sudah diuji coba sejak tahun 2015 ini mengukuhkan ekspansi perusahaan di sektor pertambangan dan energi.

Menurutnya, di atas lahan terminal seluas 9 hektar ini akan berdiri sejumlah fasilitas dermaga berkapasitas 6.500 dead weight ton, empat tangki LPG yang masing-masing berkapasitas 2.500 MT, enam unit filling sheds, ruang kontrol, dan fasilitas lainnya.

Erwin menambahkan, Bosowa merupakan perusahaan swasta nasional yang berdiri sejak 1973. Bosowa memiliki enam grup usaha yakni otomotif, semen, pertambangan dan energi, jasa keuangan, properti, dan pendidikan.

“Kami telah ada di Jawa Timur sejak 1998 melalui usaha Bosowa Taksi. Sejak tahun 2003 kami mulai mendistribusikan produk Bosowa Semen. Jadi, dari enam grup usaha Bosowa, empat grup telah beroperasi di Jawa Timur, khususnya di Banyuwangi. Kami juga memiliki bisnis jasa keuangan Bank Bukopin dan Bosowa Asuransi,” tuturnya.

Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016