Batam (ANTARA News) - Tim DVI Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri sudah mengumpulkan 27 data dari Posko Ante Mortem sebagai data pembanding untuk mengidentifikasi jenazah WNI korban kapal tenggelam di Johor Bahru, Malaysia.

"Ada 27 data yang sudah masuk. Itu pembanding untuk identifikasi jenazah yang sudah ditemukan," kata Kabid Dokkes RS Bhayangkara Polda Kepri Kombes Pol Djarot Wibowo di Batam, Senin.

Ia mengatakan, data tersebut belum ada yang cocok dengan 14 jenazah yang berada di RS Bhayangkara Polda Kepri maupun di RS Mersing Johor Malaysia.

"Kami juga masih menunggu tes DNA dari korban-korban tersebut untuk identifikasi. Yang jelas sampai saat ini belum ada yang cocok," kata dia.

Hingga saat ini, kata dia, enam dari 20 jenazah di RS Bhayangkara Polda Kepri sudah teridentifikasi dan serahkan pada pihak keluarga untuk dimakamkan. Empat jenazah dipulangkan ke Jawa Timur, satu NTB dan satu ke NTT.

Jenazah yang dipulangkan tersebut adalah Samsuri asal Sambijajar, Tulungagung Jawa Timur merupakan jenazah dengan kode lebel 003 yang ditemukan pada Jumat (27/1) di Perairan Kabupaten Bintan.

Serta Muhlip, jenazah berkode 013 yang merupakan warga Kampung Wijen Klebu, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Selanjutnya pada 1 Februari kembali dipulangkan satu jenazah atas nama Zakarias asal Nusa Tenggara Timur.

Pada 3 Februari dipulangkan tiga jenazah yaitu Saifur Rohman (37) beralamat di Sukodono RT004/002 Desa Sukodono, Pujer, Kabupaten Bondowoso Jawa Timur yang merupakan jenazah berlabel 004.

Kemudian jenazah Wassalam, laki-laki usia 36 tahun asal Desa Punten Barat, Kecamatan Ketapang, Sampang, Madura. Dasar identifikasi adalah data dental dan dikonfirmasi oleh Sitimah, istri korban.

Terakhir jenazah Imam Mubarok laki-laki 32 tahun beralamat Desa Payaman RT03/09 Kecamatan Solokuro, Lamongan, Jawa Timur yang teridentifikasi dari data medis, dental, dan properti yang dikenakan serta sudah dikonfirmasi pada Anisaul selaku adik korban.

Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol S Erlangga mengatakan, Tim DVI RS Bhayangkara terus koordinasi dengan Malaysia untuk mengidentifikasi jenazah lainnya.

Pewarta: Larno
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017