Sidoarjo (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi bersama PT Zenith Allmart Precisindo siap memproduksi massal implan tulang rekayasa berbahan "stainless steel 316L".

"Jika persyaratan izin edar dari instansi terkait diperoleh, kami siap memproduksi masssal. Nantinya produk yang dihasilkan dapat menggantikan produk impor yang selama ini dipakai," kata Direktur Pusat Teknologi Material (PTM BPPT) Asep Riswoko saat mendampingi Menristekdikti M Nasir melihat uji coba implan tulang di Sidoarjo, Senin.

Asep menjelaskan saat ini industri implan nasional sudah ada dengan menggunakan metode produksi pemesinan, namun metode ini tidak efisien karena prosesnya yang lama dan banyak limbah sisa permesinan.

"Untuk itu diperlukan proses produksi yang lebih ekonomis dengan kualitas yang baik," ujarnya.

Untuk itu, lanjut dia, BPPT melakukan pengembangan teknologi pembuatan medical grade stainless steel 316L dengan pemaduan dan pemurnian bahan baku lokal serta menggunakan bahan baku hasil industri semelter dalam negeri yaitu feronikel Pomala produk PT Aneka Tambang.

"Stainless steel 316L yang dihasilkan telah memenuhi komposisi kimia bahan sesuai ASTM F138 (316L Implant Quality) dan kekuatan mekanis ASTM F138 (316L Implant Quality). Hasil uji mesdis tidak berbeda dengan Implan import- Synthes ex Swissterland," kata dia.

Dia mengemukakan pengembangan teknologi produksi implan tulang stainless steel 316L (SS316L) menggunakan teknologi investment casting tersebut mampu menghasilkan implan tulang dalam jumlah banyak dalam waktu lebih cepat karena satu tangkai bisa langsung lebih dari 30 keping implan.

"Mampu menghasilkan produk near shape finish karena cetakan telah sesuai produk akhir. Jenis teknologi mass production seperti ini mampu menekan harga produk menjadi lebih rendah, perhitungan awal diperkirakan bisa mencapai lebih harga lebih dari 70 persen produk impor," ucapnya.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir mengatakan sebelumnya Kemenristekdikti melalui pendanaan insentif inovasi industri telah mendanai proses trial production tahun 2015 untuk pembuatan tiga jenis implan tulang untuk menghasilkan 500 keping prototipe implan.

Pada tahun 2016, "trial production" pembuatan prototipe 15 jenis implan tulang banyak digunakan oleh dokter ahli orthopaedi untuk menghasilkan 900 keping prototipe implan.

"Kegiatan tahun 2017 dilanjutkan untuk dana pendampingan pada industri untuk proses pengurusan sertifikasi produksi dan ijin edar sesuai standar kesehatan," kata dia.

Nasir pun berharap persertifikatan terhadap izin edar dan produksi implan tersebut akan cepat keluar dari Kemenkes sehingga bisa diproduksi secara massal.

Pewarta: Indra Setiawan/Willy Irawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017