Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Jamkes Watch Sabda Pranawa Jati mengatakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan perlu memperbanyak layanan unit perawatan intensif (ICU) beserta perlengkapannya untuk mengoptimalkan pelayanan kepada peserta.

"Sering terjadi, pasien BPJS Kesehatan kesulitan mendapatkan layanan ICU dan sejenisnya, padahal kondisinya sudah kritis dan memerlukan perawatan intensif," kata Sabda dihubungi di Jakarta, Senin.

Sabda mencontohkan kasus yang terjadi pada Tutun Santoso, peserta BPJS Kesehatan asal Bekasi yang didiagnosis jantung bocor, paru-paru flek, oksigen berkurang, dan syaraf otak terganggu.

Karyawan sebuah badan usaha milik negara (BUMN) itu menjadi peserta BPJS Kesehatan peralihan PT Askes melalui istrinya yang seorang pegawai negeri sipil.

"Pasien kesulitan mendapatkan ICU yang dilengkapi dengan ventilator. Awalnya dia dirawat di ICU Rumah Sakit Haji. Setelah dua hari dokter yang merawat merekomendasikan perawatan di ruang perawatan biasa dengan alasan kondisinya sudah stabil," tuturnya.

Ternyata, kondisi Tutun kembali memburuk dan harus dirawat dengan perawatan intensif yang dilengkapi dengan ventilator, perlengkapan yang tidak dimiliki unit perawatan intensif di Rumah Sakit Haji.

"Pihak Rumah Sakit Haji merujuk pasien ke rumah sakit lain yang memiliki ventilator, tetapi meminta keluarga mencari sendiri. Keluarga kesulitan mendapatkan ICU yang memiliki ventilator karena beberapa rumah sakit yang dihubungi menyatakan ruangannya penuh," katanya.

Sabda mengatakan setelah advokasi dari relawan Jamkes Watch, kasus Tutun itu akhirnya mendapat perhatian dari BPJS Kesehatan. Namun, tetap saja Tutun tidak bisa mendapatkan ruang perawatan intensif yang dilengkapi dengan ventilator karena sejumlah rumah sakit yang dihubungi menyatakan ruangannya penuh.

"Akhirnya pasien tetap dirawat di Rumah Sakit Haji. Relawan Jamkes Watch yang mendampingi mendesak BPJS Kesehatan dan Rumah Sakit Haji mengupayakan penyediaan ventilator yang diperlukan pasien," jelasnya.

Sabda menduga kejadian yang dialami Tutun bukan yang pertama dan satu-satunya. Ada pasien BPJS Kesehatan lain yang mengalami kejadian serupa dengan Tutun.

"BPJS Kesehatan perlu berupaya serius menambah ruangan ICU dan sejenisnya seperti ICCU, NICU dan PICU beserta perlengkapan yang memadai melalui kerja sama dengan lebih banyak rumah sakit," tuturnya.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017