San Francisco, Amerika Serikat (ANTARA News) - Facebook Inc melarang pengembang-pengembang software menggunakan data milik jejaring sosial raksasa ini untuk menciptakan tool pengamatan sehingga menutup peluang polisi AS dalam mengeksploitasi data milik FB untuk melacak demonstran.

Facebook, Instagram dan Twitter Inc menjadi sasaran kemarahan para pembela privasi setelah Uni Kebebasan Sipil Amerika (ACLU) menyatakan polisi telah menggunakan data lokasi dan informasi lainnya mengenai pengguna nFB untuk memata-matai protes di berbagai tempat, seperti Ferguson, Missouri.

Menjawab keluhan ACLU, perusahaan-perusahaan menutup akses data ke Geofeedia, vendor data berbasis di Chicago, FB menyatakan akan bekerjasama dengan berbagai macam organisasi namun tidak secara eksplisit melarang penggunaan data media sosial.

"Tujuan kami adalah membuat kebijakan kami jelas," kata Rob Sherman, wakil kepala urusan privasi Facebook, dalam posting di FB.

Perubahan itu akan membantu mengembangkan sebuah komunitas di mana orang merasa aman suara mereka didengar, kata Sherman.

Demonstrasi rasial pecah di sudut kota St. Louis di Ferguson menyusul penembakan seorang remaja kulit hitam bernama Michael Brown oleh polisi kulit putih pada Agustus 2014.

Dalam sebuah pesan email pada 2015, seorang karyawan Geofeedia menyatakan pihaknya sukses besar menangkal unjuk rasa.

Platform-platform media sosial besar seperti Twitter dan YouTube telah mengambil langkah atau menerapkan kebijakan-kebijakan serupa yang ditempuh Facebook, kata Nicole Ozer dari ACLU California Utara seperti dikutip Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017