Ini untuk memperkuat struktur dan ketahanan permodalan bank."
Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Permata Tbk memastikan akan menggunakan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) sebanyak-banyaknya Rp3 triliun pada semester I 2017 untuk memperkuat permodalan.

Direktur Utama Bank Permata Ridha DM Wirakusumah usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Rabu, mengatakan "rights issue" akan selesai pada Juni 2017.

Dengan terbitnya persetujuan "rights issue", kata Ridha, menunjukkan komitmen dua pemegang saham, yaitu Standard Chartered dan Astra International untuk menopang bisnis Bank Permata .

"Ini untuk memperkuat struktur dan ketahanan permodalan bank," ujar dia.

Dalam RUPSLB tersebut, emiten bersandi BNLI itu juga merombak jajaran direksi dan komisaris. Terdapat dua direksi yang masuk, yakni Lea Setianti Kusumawijaya yang sebelumnya adalah Direktur Keuangan Standard Chartered Bank.

Kemudian, direktur baru lainnya adalah Darwin Wibowo dari Bank Andara. Sedangkan di jajaran komisaris, terdapat nama baru yakni Suparno Djasmin yang menggantikan Gunawan Geniusahardja sebagai Wakil Komisaris Utama, Charles Anderson sebagai Komisaris dan Sebastian Ramon Arcuri, yang ditunjuk sebagai Komisaris Utama.

Ridha meyakini jajaran direksi dan komisaris baru ini bisa meningkatkan kinerja Bank Permata, yang selama 2016 terus digerogoti memburuknya rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL).

"Pengangkatan mereka akan efektif secepat-cepatnya setelah mendapat persetujuan dari regulator terkait," ujar dia.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017