Kuwait City (ANTARA News) - Emir Kuwait menerima utusan Arab Saudi dan menelepon pemimpin Qatar pada Senin (5/6), setelah kerajaan itu dan beberapa negara Teluk lain memutuskan hubungan dengan Doha.

Kantor berita Kuwait, KUNA, mewartakan bahwa Pangeran Khaled al-Faisal, penasihat Raja Arab Saudi Salman sekaligus gubernur Makkah, menyampaikan sebuah pesan lisan kepada Sheikh Sabah al-Ahmad Al-Sabah berkenaan dengan "hubungan bilateral... dan perkembangan regional serta internasional terbaru."

Namun KUNA tidak menjelaskan rincian isi pesan yang disampaikan pada hari ketika Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, anggota Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC).

Sheikh Sabah kemudian menelepon Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani dan "mendesaknya untuk menahan diri dan tidak mengambil langkah yang bisa memperparah" situasi.

Penguasa Kuwait itu juga menelepon Sheikh Tamim untuk memberikan "kesempatan bagi upaya yang ditujukan guna mengatasi ketegangan dalam hubungan antara kedua saudara tersebut."

Kuwait, salah satu dari enam negara anggota aliansi GCC, tidak ikut memutuskan hubungan dengan Qatar seperti anggota GCC lainnya.

Penguasa Kuwait memainkan peran penting dalam krisis serupa tahun 2014, yang pada akhirnya menyelesaikan sengketa antara Qatar dengan para tetangganya.

Sheikh Tamim melakukan kunjungan kehormatan ke Kuwait pada awal bulan Ramadhan pekan lalu.

Parlemen Kuwait pada Senin menyeru pemerintah melakukan upaya mediasi untuk menyelesaikan pertengkaran terkini dalam hubungan GCC, demikian menurut warta kantor berita AFP.(mu) 


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017