Beberapa anak juga dilaporkan tewas saat putus asa dan berusaha melarikan diri dari pertempuran ..."
Baghdad (ANTARA News) - Sekira 100.000 anak-anak terjebak dalam keadaan sangat berbahaya di sisa daerah perlawanan kelompok teroris ISIS di kota Mosul, Irak Utara, demikian laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

"Kami menerima laporan mengkhawatirkan bahwa warga, termasuk beberapa anak-anak, tewas di Mosul Barat," catat Dana Anak-Anak PBB (UNICEF), Senin (5/6).

Bahkan, UNICEF menerima laporan bahwa anak-anak itu digunakan sebagai tameng hidup oleh ISIS yang semakin terdesak bala tentara Irak, sehingga anak-anak berada di posisi terjebak dalam pertempuran orang dewasa.

Beberapa di antara anak-anak itu dipaksa untuk ikut dalam pertempuran. Rumah sakit dan klinik juga diserang,  catat UNICEF, layaknya dikutip Reuters.

"Beberapa anak juga dilaporkan tewas saat putus asa dan berusaha melarikan diri dari pertempuran yang semakin gencar dan terjadi setiap saat," kata pihak UNICEF di Baghdad, Ibu Kota Irak.

Banyak saksi mata melaporkan ke UNICEF bahwa pada Sabtu (3/6) melihat jenazah puluhan warga, termasuk anak-anak, terbaring di jalan. Mereka tewas tertembak saat melarikan diri dari wilayah konflik bersenjata.

Pasukan Pemerintah Irak merebut kembali Mosul Timur pada Januari 2017, dan memulai sebuah serangan baru pada 27 Mei untuk merebut daerah sisa kekuatan kelompok ISIS di sisi barat kota itu.

Serangan terhadap Mosul dimulai sejak Oktober 2016 dengan dukungan udara dan darat dari pasukan gabungan internasional pimpinan Amerika Serikat (AS).

Operasi serangan mliter itu berlangsung jauh lebih lama dari yang diperkirakan akibat para anggota ISIS berbaur di tengah warga sipil.

Sekira 700.000 orang, sepertiga jumlah penduduk Mosul sebelum perang, telah melarikan diri, mencari perlindungan kepada teman dan kerabat mereka atau di tenda pengungsian.

"Serangan terhadap warga dan prasarana, termasuk rumah sakit, klinik, sekolah, rumah dan sistem air, harus segera dihentikan," demikian UNICEF.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017