Mosul (ANTARA News) - Pasukan Irak terlibat pertempuran "sengit" dengan kelompok ISIS saat berjuang membersihkan kantong terakhir yang dikuasai ekstremis di Kota Tua Mosul, ungkap seorang komandan senior.

Perdana Menteri Irak Haider al Abadi pada Minggu (9/7) mengunjungi Mosul untuk memuji pasukannya atas kemenangan di kota itu, tetapi dia mengatakan menunda pengumuman resmi kemenangan sampai perlawanan ISIS terakhir sukses dimusnahkan.

Letnan Jenderal Sami al-Aridhi, seorang komandan senior di Dinas Anti-Terorisme, mengatakan wilayah yang dikuasai ekstremis telah berkurang menjadi sekitar 200 sampai 100 meter di Kota Tua.

"Mereka tidak mau menyerah. Mereka mengatakan dengan lantang: 'Kami tidak akan menyerah, kami ingin tewas'," kata Aridhi kepada AFP.

Namun, "beberapa operasi berada di tahap akhir," dan "tampaknya (pertempuran) akan berakhir hari ini," ujarnya.

Dorongan tersebut menimbulkan bahaya besar bagi warga sipil di area itu, yang mungkin dapat digunakan oleh ekstremis sebagai tameng manusia.

Aridhi mengatakan pasukannya memiliki informasi bahwa ada sekitar 3.000 hingga 4.000 warga sipil di wilayah kecil yang masih berada dalam kontrol jihad, namun tidak dapat dikonfirmasi secara independen.

Pengambilan kembali Mosul bagaimanapun tidak menandai berakhirnya ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS, yang mengendalikan wilayah lain di Irak dan mampu melakukan pemboman di wilayah yang dikuasai pemerintah, demikian AFP.

Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017