Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian menggandeng para pemangku kepentingan untuk bersinergi memacu pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) nasional agar semakin produktif dan berdaya saing global.




Salah satu upaya penting yang perlu dikerjakan bersama adalah terkait dengan akses kemudahan pembiayaan kepada IKM seperti kredit usaha rakyat (KUR).

 

“Kami mendorong penyaluran KUR lebih banyak kepada sektor produksi, termasuk IKM. Memang evaluasinya tidak semudah di industri jasa. Tetapi, IKM sebagai sektor yang berbasis produksi akan memberikan penciptaan lapangan kerja lebih besar,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin.




Airlangga menympaikan hal itu seusai membuka acara Sarasehan Sinergi Pengembangan Pembinaan IKM di Jakarta.

 

Airlangga mengungkapkan, idealnya target peruntukan KUR pada sektor usaha produktif sebesar 30-40 persen. 




Hingga Juli 2017, penyaluran untuk sektor industri pengolahan termasuk IKM sebesar Rp3,3 triliun atau enam persen. Namun demikian, capaian tersebut perlu diapresiasi dan terus ditingkatkan.

 

“Kinerja ini kami apresiasi karena peran penting dari Komite Kebijakan KUR dan bank-bank penyalur KUR yang meliputi Bank BUMN, Bank Swasta, Bank Pembangunan Daerah, serta koperasi dan perusahaan pembiayaan lainnya,” paparnya.

 

Menurut Airlangga, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan akses pembiayaan terhadap IKM, antara lain melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan Pemodalan Nasional Madani (PNM).

 

“Ada beberapa permodalan lain yang bisa dibantu. Silakan ke lembaga pembiayaan. Bahkan, kami juga mendorong agar IKM memanfaatkan e-commerce, karena seperti Jepang, China, dan Singapura sudah banyak mendukung pengembangan e-commerce di Indonesia,” tukas Airlangga.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017