Semarang (ANTARA News) - Penari kawakan asal Yogyakarta, Didik Nini Thowok, dijadwalkan menggelar pentas tari kolosal yang melibatkan sekitar 150 penari dalam pentas pembukaan Semarang Pesona Asia (SPA) 10 Agustus 2007. "Kami akan menggelar lima nomor tarian kolosal dengan menggandeng para penari dan komunitas tari dari sanggar-sanggar di Semarang," katanya, usai menandatangani Nota Kesepahaman (Memory of Understanding/MoU) dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang di Balaikota Semarang, Senin. Didik mengatakan, nantinya akan menampilkan lima kreasi nomor tarian tradisional, yaitu tari "Arca", "Gunungan", "Kunthul", "Warak Dugder", dan "Bambangan Cakil". "Semua tarian kecuali `Warak Dugder`, merupakan kreasi baru yang khusus dibuat untuk pembukaan SPA," kata pria bernama asli Didik Hadiprayitno itu. Tari "Kunthul", kata dia, dibuat saat dirinya terinspirasi oleh kawanan burung kunthul yang sering berada di kawasan Srondol Semarang. "Kawanan burung kunthul yang masih hidup bebas dalam kota itu adalah potensi unik Semarang yang selama ini belum disadari pihak pemkot stempat. Padahal itu bisa dijadikan aset pariwisata yang berprospek bagus," kata pria kelahiran Temanggung, 13 November 1954 ini. Dia mengakui, kendala yang akan dihadapinya adalah permasalahan jumlah penari yang masih kurang dan waktu persiapan yang mendesak. Kalau penandatangan MoU baru hari ini, kata dia, sampai 10 Agustus 2007 mendatang berarti hanya akan ada waktu persiapan selama dua bulan. "Padahal membuat suatu kreasi seni tidak semudah ibarat memasak yang tinggal mengumpulkan bahan dan mengolah sesuai resep. Apalagi acara ini kapasitasnya internasional," kata dia. Dia mengatakan, dari 150 penari yang dibutuhkan, sampai saat ini pihaknya baru berhasil mengumpulkan 85 orang. "Masih ada kekurangan 65 penari lagi," kata penari yang juga menjadi Duta Kesenian Palang Merah Indonesia (PMI) Yogyakarta. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007