Jakarta (ANTARA News) - Wakil Direktur II Bidang Sumberdaya, Kerja Sama dan Pengembangan Program Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr. D. Iwan Riswandi, SE., M.Si. mengatakan bahwa Program Diploma IPB sedang dalam proses pengembangan menuju sekolah vokasi.

Dr. Iwan Riswandi mengatakan Program Diploma IPB sejak dulu secara sifat dan karakteristik sudah menggunakan sistem pendidikan vokasi. Hanya saja nama kelembagaannya yang berbeda.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) no. 66 tahun 2013 Program Diploma IPB sudah boleh menggunakan nama sebagai sekolah vokasi, katanya saat ditemui Antara di Kampus IPB Cilibende, Bogor, Kamis.

"Kami bukan mengubah nama dari Diploma menjadi Vokasi, namun pengembangan diploma menuju sekolah vokasi," kata Iwan.

Saat ini, Program Diploma IPB sedang merintis untuk berdirinya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) milik IPB sendiri yang sebentar lagi mendapat lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Adanya LSP ini akan menunjang pengembangan program diploma menjadi sekolah vokasi.

Bagi mahasiswa lulusan sekolah vokasi harus memiliki bukti bahwa lulusan tersebut kompeten sehingga nantinya sertifikasi profesi dari sekolah vokasi ini bisa menjadi bukti bahwa lulusan tersebut terampil dan kompeten dalam dunia kerja.

"Mahasiswa yang lulus dari sekolah vokasi IPB memiliki dua bekal untuk memasuki dunia pekerjaan yaitu ijazah kampus dan sertifikasi profesi," kata Iwan.

Sejak tahun 2016, untuk program keahlian Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan (TMP), Program Diploma IPB sudah mendapatkan sertifikasi profesi dan untuk Public Relation dan Management Agribisnis akan mendapatkan sertifikasi profesi pada bulan Oktober 2017.

Selain itu, tidak hanya mahasiswanya yang harus mendapat pengakuan sebagai lulusan yang berkompeten dan terampil, dosen-dosennya pun harus memiliki sertifikasi profesi juga. Untuk itu, Iwan mulai merekrut beberapa dosen yang berasal dari lulusan sekolah vokasi.

Iwan mengatakan sekolah vokasi ini nantinya akan menghasilkan lulusan yang terampil dan kompeten dalam bekerja, untuk itu model pembelajarannya harus dibuat berbeda dari sistem pendidikan akademik seperti S1, S2, dan S3.

"Ketika model pembelajaran pendidikan akademik lebih menekankan ilmu pengetahuan maka pendidikan vokasi lebih menekankan terhadap pembelajaran yang terstruktur dan keahlian. Contohnya program vokasi dalam kurikulumnya harus bisa mencangkup muatan pembelajaran keilmuan, keterampilan, dan praktik kerja lapangan," kata Iwan

Selain itu, Iwan mengatakan hal pertama yang dimiliki sekolah vokasi adalah bermitra dengan perusahaan industri, karena pembelajaran mahasiswa vokasi tidak hanya di kampus melainkan juga di perusahaan industri.

Hal tersebut menjadi kelebihan dari pendidikan vokasi sehingga mahasiswa mampu bekerja dengan terampil saat dibutuhkan perusahaan.

Hal yang kedua yang sekolah vokasi harus miliki adalah gelar setelah kelulusan. Untuk jenjang D3 gelarnya adalah A.Md atau ahli madya. Permasalahannya, Program Diploma IPB hanya sampai di D3 yang artinya harus dibuka D4 untuk bisa melanjutkan hingga magister terapan dan doktor terapan.

Menanggapi permaslahan tersebut maka Program Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB) saat ini sedang dalam proses pengembangan menuju sekolah vokasi.

Pewarta: Rania-Arnaz
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017