Chennai, India (ANTARA News) - India mendirikan sebuah pusat layanan baru untuk membantu para buruh migran India di negara-negara Teluk dari kemungkinan dieksploitasi atau diperdagangkan untuk pekerjaan gadungan, kata sejumlah pejabat, Selasa.

Pusat Sumber Daya Buruh India tersebut menyediakan layanan bantuan 24 jam serta satu tim penasihat. Pusat layanan yang berada di Sharjah, Uni Emirat Arab, itu ditujukan untuk menolong ribuan buruh India di kawasan tersebut, yang kemungkinan menghadapi risiko dieksploitasi.

"Ada sejumlah perusahaan gadungan yang menyebabkan para buruh migran bekerja tanpa memiliki surat-surat resmi, bergaji rendah atau bahkan tidak memiliki pekerjaan ketika mereka tiba di sini," kata Dinesh Kumar, pejabat pada Kedutaan Besar India di Abu Dhabi.

"Para buruh India yang tertekan bisa mencari pertolongan dengan hanya menelepon."

Data-data dari kalangan pemerintah menunjukkan ada sekitar enam juta buruh migran India di enam negara Teluk, yaitu di Bahrain, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Oman.

Selama bertahun-tahun, pemerintah India dan lembaga-lembaga nonpemerintah telah menghadapi gelombang keluhan dari kalangan buruh migran.

Keluhan berkisar antara gaji yang tidak dibayarkan majikan hingga kasus penyiksaan dan pelecehan.

Untuk menyampaikan keluhan, nomor bebas pulsa multibahasa (800 INDIA) akan diberlakukan selama 24 jam di pusat layanan Sharjah. Di pusat itu, surat-surat tawaran pekerjaan juga akan diperiksa kebenarannya guna memastikan bahwa surat tidak palsu.

Selain ditipu oleh agen-agen perusahaan, banyak buruh juga terjebak mendapat gaji kecil dan tidak tahu bagaimana mencari bantuan hukum atau keuangan, kata Kumar.

Pada banyak kasus, perbedaan budaya, bahasa dan kebiasaan makan menjadi tantangan tersendiri bagi para buruh yang datang dari keluarga-keluarga miskin India, tambahnya.

"Penasihat akan ada di pusat layanan untuk membantu para buruh beradaptasi dengan tempat dan membicarakan hal-hal yang meresahkan mereka," kata Kumar kepada Thomson Reuters Foundation.

Sebagai perpanjangan dari program pemerintah soal kesadaran migrasi yang aman, pusat bantuan itu juga akan mengundang para buruh berkumpul untuk belajar soal hak-hak mereka.

Pada 2010, pemerintah India membuka pusat sumber daya buruh pertama di Dubai.

Pada 2016, pusat layanan Dubai menerima hampir 25.000 telepon dari para buruh serta setidaknya 2.000 surat, faksimili dan pesan melalui telepon, termasuk dari seorang dosen universitas yang belum menerima hak-haknya.
(Uu.T008)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017