Lausanne, Swiss (Antara) — Philip Morris International Inc. (PMI) kembali membuka  PMI IMPACT, program pendanaan global bernilai USD 100 juta guna mendukung berbagai kegiatan pihak ketiga yang bertujuan memerangi kegiatan perdagangan ilegal. 

Organisasi swasta, sektor publik, atau organisasi non pemerintah, dan organisasi lainnya yang berminat dipersilakan mengirimkan aplikasi dengan batas waktu hingga 15 November 2017.

PMI IMPACT seri kedua ini akan berfokus pada inisiatif yang bertujuan mengatasi berbagai bentuk perdagangan ilegal serta tindak kejahatan terkait, seperti korupsi, pencucian uang, dan jaringan kriminal terorganisir.

Program yang diajukan harus memberikan dampak pada satu atau lebih kawasan sebagai berikut: Eropa Timur, Timur Tengah, Afrika Utara, Kawasan Tiga-Negara di Amerika Selatan (Argentina, Brasil, Paraguay), Amerika Tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.

Dalam konferesi dua-hari tentang Melawan Perdagangan Ilegal (https://live.ft.com/Events/2017/Combating-Illicit-Trade?mhq5j=e7) yang digelar di London pekan lalu, sejumlah pembicara pakar dari sektor publik, penegak hukum, sektor swasta, serta masyarakat sipil menekankan bahwa perdagangan ilegal terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari penyelundupan dan pemalsuan barang sampai perdagangan manusia, perdagangan obat-obatan terlarang, senjata, dan satwa liar. 

Pada banyak kasus, aktivitas-aktivitas ilegal ini saling terkait dan terhubung, karena para pelakunya cenderung menggunakan rute penyelundupan berskala besar yang sama, serta modus operandi yang serupa.

“Kami menantikan pengajuan proposal-proposal mutakhir yang akan membantu organisasi swasta dan sektor publik untuk memperluas pengetahuan mereka serta meningkatkan efisiensi program untuk mengatasi masalah yang kian meresahkan warga dunia ini,” ungkap Alain Juillet, anggota Dewan Pakar PMI IMPACT.

 


Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017