Jambi (ANTARA News) - Ketua Komisi IV DPR RI Edhy Prabowo menilai Provinsi Jambi memiliki petensi besar untuk digarap menjadi sentra budidaya perikanan patin, sehingga berpotensi menjadi lumbung perikanan patin nasional.

"Dengan potensi pengembangan budidaya ikan air tawar yang besar, Provinsi Jambi dapat didorong menjadi lumbung ikan nasional, utamanya komoditas patin," kata Edhy Prabowo saat meninjau sentral kawasan budidaya patin di Desa Pudak, Kecamatan Kumpe Ulu, Kabupaten Muarojambi, Kamis.

Edhy menegaskan DPR mendukung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) utamanya Ditjen Perikanan Budidaya yang konsisten menggenjot produksi perikanan budidaya nasional untuk menyuplai kebutuhan pangan nasional.

"Kami apresiasi perkembangan sub-sektor perikanan budidaya khususnya di Provinsi Jambi ini. Dukungan konkrit KKP telah memberikan dampak positif bagi pengembangan usaha budidaya ikan guna memperkuat ketahanan pangan nasional," katanya.

Sedangkan terkait kendala pemasaran hasil produksi patin yang dihadapi petani pembudidaya ikan patin, pihaknya menekan kepada pemerintah untuk perlu segera menata tata niaga dengan memperpendek rantai distribusi pasar.

"Pemerintah Daerah harus turun tangan untuk memfasilitasi terbentuknya kelembagaan koperasi di sentral produksi patin, nantinya bisa menjalin kemitraan langsung dengan industri pengolahan atau pasar-pasar modern, sehingga peluang pasar lebih terbuka luas," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan dalam negeri, KKP terus mendorong pengembangan usaha budidaya melalui klasterisasi kawasan berbasis komoditas unggulan daerah.

Melalui strategi tersebut menurut dia dinilai ampuh untuk percepatan pengembangan kawasan, karena pada prinsipnya setiap komoditas yang dikembangkan memiliki karakteristik yang khas sesuai kondisi lokasi.

"Provinsi Jambi saya rasa sangat pas menjadi sentra pengembangan patin nasional, dan nanti akan kita prioritaskan untuk kebutuhan domestik. Di hulu nanti akan kita genjot produksinya, sementara disisi lain kita akan perbaiki sistem tata niaga dan hilirisasinya sehingga nilai tambah ekonomi patin dapat dirasakan masyarakat," kata Slamet.

Selain itu, Slamet juga mengungkapkan kasus impor ilegal produk ikan patin/dori yang terbukti mengandung tripolyphospate berasal dari Vietnam dipastikan akan menyebabkan hilangnya kepercayaan konsumen terhadap produk patin Vietnam.

Sehingga kata dia, dapat dipastikan produk patin Vietnam akan turun drastis di pasar global. Tidak hanya itu, peluang ekspor fillet patin akan sangat terbuka lebar khususnya ke Amerika Serikat, seiring dikeluarkannya kebijakan negara Amerika Serikat untuk menghentikan impor patin dari Vietnam.

"Ini jadi peluang pasar buat produk patin lokal. Kita akan mulai genjot produksi dan mendorong upaya diversifikasi produk seperti fillet/dori, sehingga bisa masuk ke pasar-pasar modern bahkan jika kebutuhan domestik terpenuhi, kita bisa masuk pangsa pasar Amerika Serikat yang sebelumnya sekitar 90 persen dipasok dari Vietnam," kata Slamet menambahkan.

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017