Da Nang, Vietnam (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat isu ekonomi digital dalam sesi pertama Pertemuan Ke-25 Pemimpin Ekonomi APEC di Da Nang, Sabtu.

"Pemerintah harus mengambil posisi yang tepat dalam memfasilitasi transformasi yang tidak selalu mulus dengan tetap memprioritaskan pembangunan inklusif, berkelanjutan, dan penciptaan kesempatan kerja yang produktif," kata Presiden.

Presiden Jokowi menjadi pembicara kelima setelah Presiden Vietnam Tran Dai Quang selaku tuan rumah, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

Presiden menyatakan bahwa Indonesia berpotensi menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020 mengingat saat ini ada 132,7 juta pengguna internet dan 92 juta pengguna gawai di seluruh Tanah Air. Potensi tersebut diyakini Presiden Jokowi dapat mendatangkan kesempatan baru bagi masyarakat yang tidak terjangkau oleh pola bisnis sebelumnya dan usaha kecil menengah (UKM).

Meski begitu, ia mengajak seluruh pemimpin negara untuk tetap waspada menghadapi perubahan digital ekonomi yang sangat cepat. Menurut Presiden ekonomi digital tidak hanya menciptakan pertumbuhan inovasi namun juga membawa dampak disruptif terhadap kondisi yang sudah mapan sebelumnya.

Presiden mengatakan kondisi yang demikian membutuhkan terobosan yang kreatif dari para pengambil kebijakan dan Indonesia mendorong APEC memastikan digital ekonomi berjalan sesuai dengan harapan.

"Saya mendorong APEC untuk turut memastikan bahwa digital ekonomi mendatangkan keuntungan bagi rakyat dan meningkatkan inklusivitas," tambah Presiden.

Di samping itu, Indonesia juga mendorong APEC untuk mempercepat realisasi "Bogor Goals" agar manfaat globalisasi dapat dirasakan oleh rakyat.

Pada awal pertemuan itu, Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde menyampaikan gambaran tentang situasi perekonomian dan keuangan dunia dewasa ini serta prediksi pada tahun-tahun mendatang.


Sementara para pemimpin APEC, secara umum melihat dunia masih menghadapi berbagai tantangan dengan dampak yang nyata, seperti terorisme dan perubahan iklim.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi harus dapat mendatangkan keuntungan bagi rakyat, karenanya inklusi ekonomi dan sosial merupakan hal penting.


Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengingatkan pentingnya perhatian terhadap perempuan dan anak. "Yang juga perlu mendapat tempat adalah perhatian terhadap perempuan dan anak," katanya.

Dan Presiden Viet Nam Tran Dai Quang pada akhir diskusi mengatakan "keyakinan bahwa APEC memiliki kemampuan untuk terus memainkan peran pentingnya di era digital."

Tema APEC 2017 adalah "Menciptakan Dinamika Baru, Membina Masa Depan Bersama". Pembahasannya akan fokus pada masalah-masalah seperti perekonomian berkesinambungan, integrasi regional, penguatan daya saing usaha mikro kecil dan menengah, perubahan iklim dana pertanian.



Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017