Jakarta (ANTARA News) - Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk ASEAN, Daniel Shields, menuturkan, kemitraan Amerika Serikat dan ASEAN ke depan akan berfokus pada lima aspek yakni kerja sama maritim, ekonomi, upaya mengatasi kejahatan transnasional, kolaborasi dengan para pemimpin ASEAN yang sedang berkembang serta pemberdayaan perempuan.

"Salah satu bidang yang akan kita jalani antara AS-ASEAN ke depan adalah bagaimana memperkuat kerja sama maritim di kawasan ini," kata Daniel dalam pengarahan dengan wartawan mengenai partisipasi Presiden Trump di KTT ke-31 ASEAN, lewat telepon dari Manila, di Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Jakarta, Rabu.

Shields menuturkan, kerja sama maritim menjadi isu penting bagi kedua pihak ke depan. Oleh sebab itu, masalah kemaritiman termasuk pelayaran menjadi masalah umum yang tidak biasa terutama dalam meningkatkan kegiatan ekonomi, mencegah kejahatan di kawasan maritim ASEAN serta menjaga keamanan dan stabilitas wilayah.

Dia menuturkan Amerika Serikat-ASEAN ke depan akan meningkatkan seluruh kemitraan ekonomi yang mana peran ini juga didukung dengan adanya keberadaan US-ASEAN Connect.

US-ASEAN Connect akan menghubungkan kawasan agar bisa berkoordinasi dengan lebih baik dalam hal hubungan ekonomi antar pemangku kepentingan termasuk pebisnis, investor dan wirusaha.

Dia mengatakan mendorong kemitraan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai cara, contohnya pelaksanaan lokakarya ekonomi digital yang dapat diselenggarakan oleh US-ASEAN Connect. Sementara negara-negara anggota ASEAN dapat saling mentransformasikan informasi antara sektor publik dan swasta terkait tiap masalah ekonomi yang ada di wilayah.

"Prioritas ketiga adalah mengatasi masalah transnasional," ujarnya.

Dia mengatakan kejahatan transnasional yang harus diatasi termasuk perdagangan manusia, penyelundupan manusia dan penyelundupan atau perdagangan hewan ilegal.

ASEAN sebagai suatu kawasan memiliki misi untuk melawan perdagangan manusia.

"Kami bekerja sama dengan ASEAN untuk mendukung upaya-upaya ini (mengatasi kejahatan transnasional)," tuturnya.

Aspek keempat yang menjadi fokus kemitraan AS-ASEAN ke depan adalah kolaborasi dengan para pemimpin ASEAN yang sedang berkembang.

Salah satu program yang mendukung kolaborasi tersebut adalah Inisiatif Pemimpin Muda Asia Tenggara (Young Southeast Asian Leaders Initiative/YSEALI) yang saat ini beranggotakan lebih dari seratusan ribuan orang dari Filipina, Brunei, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Burma, Laos, Singapura, Thailand dan Vietnam.

"Tujuannya adalah untuk mempertemukan orang-orang dari semua negara anggota ASEAN untuk saling berinteraksi dan berpikir tentang apa yang mereka inginkan dan wujudkan untuk masa depan ASEAN," tuturnya.

Sebagai bagian dari kegiatan inisiatif tersebut adalah pelatihan, bimbingan, penguatan keterampilan kepemimpinan di kalangan pemuda Asia Tenggara serta pembekalan keterampilan untuk membangun masa depan ASEAN yang lebih baik.

Pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesempatan yang lebih luas bagi perempuan dalam hal pembangunan kapasitas juga menjadi fokus kemitraan AS-ASEAN.

"Bidang terakhir yang ingin saya soroti adalah mempromosikan kesempatan bagi perempuan di ASEAN," tuturnya.

Dia menuturkan AS-ASEAN telah mendorong berbagai program untuk membangun kapabilitas perempuan di ASEAN agar mereka semakin meningkatkan kesejahteraan dan peran serta dalam membangun ekonomi negara.

Program tersebut termasuk akademi kepemimpinan perempuan dan peningkatan wawasan dan ilmu pengetahuan perempuan.

Dalam KTT ASEAN pada 13-14 November 2017 di Manila yang mengangkat tema "Partnering for Change, Engaging the World", Indonesia mengusung upaya peningkatan kerja sama baik di antara anggota ASEAN maupun antara ASEAN dengan negara-negara mitranya.

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017