Malang (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mendorong penggunaan skema Kerja Sama Pemafaatan Badan Usaha (KPBU) pada rencana reaktivasi angkutan massal trem di Surabaya.

"Kita akan dorong pembangunannya dengan KPBU," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Sugihardjo menjawab pers usai Dialog Sinergi Membangun Bangsa "Potensi Infrastruktur Transportasi Jawa Timur Sebagai Gerbang Ekonomi Indonesia" di Universitas Brawijaya, Malang, Jumat.

Menurut Sugihardjo, hal itu sangat dimungkinkan karena Surabaya secara ekonomi sudah sangat maju dan potensi permintaannya tinggi.

Dijelaskan, studi untuk rencana itu sudah jalan dan sekarang tinggal mempertajam penyiapan dokumen penawaran KPBU kepada swasta atau BUMN agar menarik dan layak secara bisnis.

"Kemarin sudah ditandatangani dukungan dari ADB untuk peningkatan kualitas SDM guna penyiapan dokumen itu, termasuk panduan bagi proyek strategis dengan potensi dikerjasamakan," tuturnya.

Data Ditjen Perkeretaapian Kemenhub menyebutkan, reaktivasi moda transportasi berbasis rel ini diperkirakan membutuhkan investasi senilai Rp3 triliun.

Bahkan, pemerintah pusat sudah melakukan studi kelayakan beberapa kali. Bahkan, detail engineering design (DED) sudah selesai pada 2015.

Trem tersebut panjang jalurnya 17 kilometer, dan tahap pertama direncanakan sepanjang empat kilometer.

Jalur yang dilalui untuk tahap ini yakni Joyoboyo-Jln. Raya Darmo-Jln. Urip Sumoharjo-Jln. Basuki Rahmat, kemudian memutar ke Jln. Gubernur Suryo-Jln. Panglima Sudirman, kembali lagi ke Jln. Urip Sumoharjo-Jln. Raya Darmo-Joyoboyo.


Sudah terbukti

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya menyebut, trem menjadi angkutan yang sudah terbukti dan masih digunakan di beberapa kota di dunia.

Ia juga menambahkan, jika bisa dibangun maka Indonesia akan punya lagi trem dan menjadi pola pikir baru di Tanah Air.

"Saya yakin itu akan menarik baik secara angkutan, ekonomi maupun turis dan menjadikan Surabaya lebih menarik," kata Budi Karya.

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017