Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai pengoperasian Blok Mahakam, Balikpapan, Kalimantan Timur, oleh PT Pertamina (Persero) terhitung sejak 1 Januari 2018 sebagai langkah konkrit memperkuat kedaulatan energi nasional.

"Tidak hanya memeprkuat kemampuan nasional di dalam mengelola sektor hulu minyak dan gas, pengambilalihan operasi blok kaya minyak tersebut menunjukkan kemajuan signifikan terhadap kedaulatan energi nasional," kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Dengan pengoperasian Blok Mahakam, kata Hasto, PDI Perjuangan meyakini pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak perlu mengambil keputusan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) seiring dengan pembenahan menyeluruh di sektor energi itu.

"Langkah efisiensi dan peningkatan daya saing di sektor energi, khususnya migas, telah menunjukkan proses yang menggembirakan. Guna menghindari tekanan politik yang tidak perlu, maka kenaikan BBM tidak diperlukan, terlebih dengan potensi keuntungan Pertamina yang semakin membesar," katanya.

(Baca: Pertamina resmi kelola Blok Mahakam)

Keyakinan PDI Perjuangan didasari atas keberhasilan Pemerintahan Presiden Jokowi dalam memperkuat kedaulatan energi nasional. Selain itu, kebijakan energi nasional juga semakin mengedepankan kepentingan nasional melalui perjanjian bisnis di sektor migas yang lebih berkeadilan.

Pada saat bersamaan berbagai revisi kebijakan yang dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignatius Jonan, semakin mendorong peningkatan daya tarik investasi di sektor yang sangat menentukan hajat hidup orang banyak itu.

"Pertamina, dengan mengoperasionalkan Blok Mahakam ini, tidak hanya memperkuat posisi strategisnya di industri hulu migas. Dengan mengendalikan blok minyak tersebut, asset Pertamina mengalami peningkatan sebesar Rp122 Trilyun, revenue Pertamina dipastikan meningkat, demikian halnya profitabilitasnya," pungkas Hasto Kristiyanto.


Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018